Pemudik Angkutan Udara Naik, Pakar: Pastikan CCTV Selalu Aktif

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Friska Yolandha

Rabu 05 Apr 2023 10:39 WIB

Petugas membawa barang bawaan milik penumpang pesawat udara maskapai penerbangan Super Air Jet di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (17/3/2023). Pakar Transportasi dan Ketua Forum Transportasi Penerbangan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aris Wibowo mengatakan, pergerakan angkutan lebaran di 2023 diperkirakan melonjak pesat. Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA Petugas membawa barang bawaan milik penumpang pesawat udara maskapai penerbangan Super Air Jet di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (17/3/2023). Pakar Transportasi dan Ketua Forum Transportasi Penerbangan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aris Wibowo mengatakan, pergerakan angkutan lebaran di 2023 diperkirakan melonjak pesat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Transportasi dan Ketua Forum Transportasi Penerbangan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aris Wibowo mengatakan, pergerakan angkutan lebaran di 2023 diperkirakan melonjak pesat. Dari kenaikan 14,2 persen atau 85,5 juta di 2022 menjadi 123,8 juta di 2023, angkutan udara disebutnya menjadi salah satu moda yang ikut berdampak terhadap kenaikan itu.

Apalagi, mengutip pernyataan Kemenhub, penumpang angkutan udara di 2023 ini diperkirakan meningkat 45 persen dibanding tahun lalu. Dari 3.097.628 penumpang pesawat di tahun lalu, diperkirakan melonjak sejuta lebih, menjadi 4.479.688 di 2023.

Baca Juga

“MTI memberikan perhatian besar pada upaya peningkatan angkutan udara 2023. Seluruh CCTV di setiap bandara harus dipastikan selalu aktif,” kata Aris di Jakarta, Rabu (5/4/2023).

Dia meminta, Kemenhub sebagai regulator harus memantau perkembangan terkini angkutan udara. Menurutnya, perlu ada sinergi erat dengan Korlantas Polri, Kementerian BUMN, Kementerian PUPR dan Pemerintah Daerah.

“Operator bandar udara juga perlu menjalin sinergi dengan kantor otoritas bandara, TNI/Polri, Airnav Indonesia, BMKG, Kantor Kesehatan, Custom-Immigration-Quarantine (CIQ) dan maskapai,” tutur dia.

Tak hanya itu, dia meminta ada peningkatan layanan yang dilakukan dengan koordinasi baik antar pihak. Khususnya bagi operator bandara melalui airport operation control center, terminal operation center, airport infrastucture control center, land tranportation operation center dan ground handling.

“Perlu ada pengecekan kesiapan pihak keamanan bandara dan PK-PPK juga,” tuturnya.

Lebih jauh, dirinya menyarankan operator bandara agar melengkapi informasi dengan imbauan berhati-hati pada penumpang. Utamanya, ikut menyampaikan persiapan keberangkatan dengan baik sejalan periode peak season angkutan lebaran.