REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama sekaligus cendekiawan asli Jepang Syekh Ahmad Maeno bersilaturahim dengan Muslim Indonesia di Masjid Nusantara, Akhibara, Tokyo pada Ahad (2/4/2023).

Direktur Asosiasi Muslim Jepang ini menyampaikan dakwah tentang mengatasi kesulitan menjalankan Islam di Negeri Sakura dalam kegiatan keagamaan yang diadakan oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang.

"Mari kita memperbarui pola pikir kita, menganggap apa yang harus kita jalani sebagai tantangan, sebagai bentuk rasa syukur kita atas apa yang telah Allah berikan kepada kita," kata Syekh Maeno dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (4/4/2023).

Lulusan Universitas Damaskus itu menilai kata dan pola pikir menjadi kekuatan dalam menjalankan Islam. Syekh Maeno juga memberikan tips menghadapi kesulitan dan mencari pertolongan sesuai dengan Alquran, yaitu meminta pertolongan Allah dengan bersabar dan sholat.

"Bersabar dan sholat, bukanlah hal yang mudah, jika kita tidak memiliki kekhusyukan dan dekat dengan Allah, maka melalui Ramadhan ini, dapat menjadikan momentum untuk mendekatkan diri kepada Allah," tambah Syekh Maeno yang mantap mengucapkan syahadat saat berusia 18 tahun itu.

Dalam acara luring dan daring itu, Syekh Maeno mengajak jamaah berdiskusi secara langsung tentang hal-hal yang menjadi kesulitan menjalankan Islam di Jepang. Diskusi berlangsung dalam empat bahasa, yakni Inggris, Jepang, Arab, dan Bahasa Indonesia.

Ketua PCINU Jepang Achmad Gazali menyebutkan jamaah masjid dan PCINU Jepang sangat bersyukur bisa bersilaturahim dengan ulama besar asli Jepang itu.

"Kami sangat senang terlebih setelah kami mengetahui Syekh Ahmad Maeno adalah murid dari Syekh Romadlan Al Buthi (ulama Suriah), dan beliau sudah berhasil menerjemahkan kitab Bidayatul Hidayah, kitab yang biasa dipelajari di pesantren Indonesia ke dalam Bahasa Jepang," ucap Gazali.

Terpopuler

01 January 1970, 07:00