Makan Sedikit Selama Ramadhan Bisa Berakibat Buruk, Ini Penjelasan Dokter

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil

Ahad 02 Apr 2023 22:11 WIB

Makan Sedikit Selama Ramadhan Bisa Berakibat Buruk, Ini Penjelasan Dokter. Foto:  Makanan sehat (ilustrasi) Foto: Pixabay Makan Sedikit Selama Ramadhan Bisa Berakibat Buruk, Ini Penjelasan Dokter. Foto: Makanan sehat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,DUBAI -- Ahli Diet Klinis yang berbasis di Uni Emirat Arab, Dr. Sara Abdelghany menjelaskan, makan terlalu sedikit selama Ramadhan akan memperlambat metabolisme Anda dan membuat tubuh Anda stres. Ketika tubuh manusia tidak mendapatkan cukup makanan, ia masuk ke dalam 'mode kelaparan".

Kondisi tersebut menurunkan metabolisme untuk memastikan fungsi fisiologisnya berjalan normal. Selama Ramadhan, umat Islam menahan diri dari makan dan minum dari matahari terbit hingga matahari terbenam. Tak dipungkiri, banyak yang sering menggunakan periode selama sebulan untuk memulai perjalanan penurunan berat badan atau memperbaiki kebiasaan makan mereka.

Baca Juga

Namun Abdelghany menuturkan, ada satu kesalahan yang mungkin dilakukan orang, yaitu tidak menyeimbangkan makanan mereka dan memenuhi asupan makanan yang dibutuhkan untuk hari itu. Ahli gizi di HealthBay Clinic Dubai itu mengingatkan, penelitian medis telah lama membuktikan bahwa tidak mendapatkan cukup makanan memaksa metabolisme melambat untuk bertahan hidup.

Diet yang parah, terutama jika dikombinasikan dengan olahraga yang intens, mengajarkan tubuh untuk berpegang teguh pada sedikit kalori yang diberikan, sehingga lebih sulit untuk menurunkan berat badan. "Makanan merupakan kebutuhan fisiologis bagi tubuh. Dalam kondisi stres, seperti puasa, tubuh kita diprogram untuk menurunkan metabolisme dan fungsi fisiologisnya untuk membantu kita bertahan hidup," jelasnya, dilansir Al Arabiya, Kamis (30/3/2023).

"Selama bulan ini, jika kita secara drastis mengurangi asupan makanan kita, tubuh akan mengalami mode kelaparan dan menurunkan metabolisme untuk bertahan hidup, menyebabkan lebih banyak kehilangan otot dan air daripada kehilangan lemak," tambahnya.

Tidak cukup makan juga menyebabkan penurunan tingkat energi, sakit kepala, dehidrasi, gangguan tidur, perubahan buang air besar (seperti sembelit), dan peningkatan rasa lapar.

Karena itu, setiap orang setidaknya mendapatkan makanan seimbang yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, sayuran, dan buah untuk menjaga tubuh tetap bergizi. Mereka juga harus mendapatkan makanan ringan di antara waktu makan untuk membantu mereka memenuhi makro yang dibutuhkan.

"Saat makan, pastikan Anda memiliki sumber karbohidrat kompleks seperti kentang, roti gandum, atau nasi basmati; sumber protein, seperti daging, ikan, ayam, telur, atau keju; serta sayuran dan buah-buahan yang sangat penting untuk menjaga asupan serat yang sehat guna mendukung kesehatan usus serta menghindari sembelit dan kekurangan vitamin," ujar Abdelghany.

Terlebih bagi mereka yang memiliki rutinitas olahraga. "Asupan kalori kita harus selalu disesuaikan dengan tingkat aktivitas, intensitas, dan durasi latihan yang dilakukan. Asupan makanan kita harus cukup, artinya tidak terlalu sedikit dan tidak berlebihan, untuk menunjang olahraga dan mengoptimalkan energi yang dibutuhkan tubuh, terutama saat puasa kering seperti Ramadhan," jelasnya.

Abdelghany juga menyebutkan, rekomendasi umum untuk berolahraga adalah antara 150 hingga 300 menit per pekan. Ini berarti orang harus mendapatkan setidaknya 30 menit di setiap harinya selama lima hari dalam sepekan. Waktu, jenis, dan intensitas latihan bergantung pada tujuan, jenis kelamin, berat badan, dan kondisi fisik masing-masing individu.

"Selama Ramadhan, jika pola makan seseorang seimbang, dan makro mereka lengkap dan terdistribusi dengan baik, maka mereka dapat mengikuti rutinitas olahraga yang sama seperti yang mereka lakukan sebelum mulai berpuasa," papar Abdelghany.

Sumber

https://english.alarabiya.net/features/2023/03/29/Eating-too-little-during-Ramadan-can-slow-down-your-metabolism-UAE-dietician-warns