Ngabuburit di Jembatan Ciloseh Tasikmalaya

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andri Saubani

Sabtu 01 Apr 2023 21:24 WIB

Ratusan warga ngabuburit di Jembatan Ciloseh Jalan Lingkar Utara Kota Tasikmalaya, Sabtu (1/4/2023). Foto: Republika/Bayu Adji P. Ratusan warga ngabuburit di Jembatan Ciloseh Jalan Lingkar Utara Kota Tasikmalaya, Sabtu (1/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Jembatan Ciloseh yang berada di Jalan Lingkar Utara Kota Tasikmalaya menjadi tempat baru untuk warga sekitar ngabuburit, jalan-jalan menunggu waktu berbuka puasa saat Ramadhan. Itu terlihat dari ramainya warga yang datang ke jembatan yang memiliki panjang lebih dari 200 meter tersebut, pada Sabtu (1/4/2023).

Berdasarkan pantauan Republika, terdapat ratusan warga yang ngabuburit di Jembatan Ciloseh, sore itu. Meski kondisi cuaca sedang gerimis, keramaian warga yang datang ke jembatan yang berdiri di atas Sungai Ciloseh itu tak kunjung berkurang. 

Baca Juga

Jalan yang baru selesai dibangun pada sekitar Januari 2023 itu memang telah jadi tempat berkumpul warga sejak pertama kali bisa digunakan. Warga banyak yang datang lantaran penasaran dengan jembatan yang diklaim terpanjang di Tasikmalaya itu.

Ibarat gula dan semut, adanya keramaian warga di tempat itu mengundang para pedagang berdatangan. Lama-lama, warga sekitar berinisiatif untuk membuat kegiatan hari bebas kendaraan bermotor atau car free day setiap pekannya di jembatan itu. Lantaran bulan puasa, kegiatan car free day dihentikan sementara. Selama Ramadhan, para pedagang diperbolehkan berjualan menjelang berbuka atau saat ngabuburit.

Di Jembatan Ciloseh, terdapat dua jalur jalan yang bisa dilintasi. Satu jalur yang ada ditutup untuk tempat ngabuburit sekaligus pedagang berjualan. Sementara jalur satunya lagi digunakan untuk lalu lintas kendaraan. Alhasil, meski satu jalur ditutup untuk ngabuburit, lalu lintas kendaraan di jalan itu tetap berjalan relatif tak banyak terganggu. 

Salah satu pedagang makanan di tempat itu, Sandi (31 tahun), mengatakan, Jembatan Ciloseh memang menjadi magnet bagi warga untuk berdatangan. Bahkan, sebelum Ramadhan jembatan itu selalu ramai didatangi warga.

"Setiap Minggu sebelum puasa, ini jalan ditutup buat car free day. Sejak Ramadhan, tiap sore buat ngabuburit," kata pedagang cilok telor itu.

Melihat potensi pasar yang tinggi, Sandi memutuskan untuk fokus berjualan di Jembatan Ciloseh. Keputusannya pun tepat. Sebab, sejak awal Ramadhan selalu ramai warga yang ngabuburit di Jembatan Ciloseh. 

"Alhamdulillah selalu ramai, apalagi kalau tidak hujan," kata dia.

Salah satu pedagang lainnya, Siti (38) mengatakan, selama Ramadhan Jembatan Ciloseh sudah mulai ramai sejak pukul 15.00 WIB. Puncak keramaian akan terjadi pada sekitar pukul 17.00 WIB. 

"Alhamdulillah kalau tidak hujan mah hasilnya. Kalau hujan, ada yang datang, tapi tidak terlalu ramai," kata dia.

Menurut dia, banyak warga ngabuburit di Jembatan Ciloseh karena tempat itu adem dan memiliki pemandangan yang baik. Di bagian utara, terdapat pemandangan Gunung Sawal sebagai latar di Jembatan Ciloseh. 

Selain memiliki pemandangan indah dan suasana yang adem, kuliner untuk santapan berbuka puasa yang dijual di Jembatan Ciloseh juga cukup beragam. Bahkan, ada juga pakaian dan mainan anak yang dijual di tempat itu.