Sembilan Orang Meninggal saat Berebut Makanan di Pakistan

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil

Sabtu 01 Apr 2023 18:31 WIB

Sembilan Orang Meninggal saat Berebut Makanan di Pakistan Foto: Arab News Sembilan Orang Meninggal saat Berebut Makanan di Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID,KARACHI -- Sedikitnya sembilan orang tewas dalam kerumunan massa di kota Karachi, Pakistan selatan, pada Jumat (31/3/2023). Mereka berkerumun dan berdesak-desakan demi mendapatkan bantuan makanan.

Pakistan telah dilanda gejolak ekonomi selama berbulan-bulan, dengan rupee runtuh dan harga makanan pokok melonjak hampir 50 persen, karena negara itu berjuang melawan krisis neraca pembayaran yang memaksanya melakukan pembicaraan bail-out dengan Dana Moneter Internasional (IMF).

Baca Juga

Seorang perwira polisi senior di lingkungan Kota Baldia di Karachi barat, Fida Janwari mengatakan penyerbuan terjadi ketika wanita miskin dengan anak-anak berbondong-bondong ke sebuah pabrik untuk mendaoatkan bantuan makanan. "Kepanikan melanda dan orang-orang mulai berlarian," kata seorang pejabat dilansir dari Arab News, Sabtu (1/4/2023)

“Jenazah enam wanita dan tiga anak dibawa ke rumah sakit negara bagian Abbasi Shaheed,” kata juru bicara Muhammad Farraukh.

Seorang pejabat LSM Penyelamat mengatakan, bahwa dua jenazah tambahan dikirim ke rumah sakit lain di kota itu.

Asma Ahmed (30), mengatakan nenek dan keponakannya termasuk di antara yang tewas.

“Setiap tahun kami datang ke pabrik untuk zakat,” katanya, menggunakan istilah Islam untuk sedekah.

“Mereka mulai memukuli para wanita dengan pentungan dan mendorong mereka,” tambah Ahmed. “Ada kekacauan di mana-mana.”

“Mengapa mereka memanggil kita jika mereka tidak bisa mengaturnya?” dia bertanya.

Janwari mengatakan tiga karyawan pabrik ditangkap setelah gagal memberi tahu polisi tentang acara donasi untuk mengatur pengendalian massa.

Pekan lalu, pada hari pertama Ramadhan, ketika umat Islam secara tradisional memberikan sumbangan kepada orang miskin, satu orang tewas dan delapan lainnya terluka dalam penyerbuan tepung di Pakistan barat laut.

Keuangan Pakistan telah tertatih-tatih oleh beberapa dekade salah urus keuangan dan kekacauan politik. Situasi ini diperparah oleh krisis energi global yang disebabkan oleh perang di Ukraina, dan banjir monsun yang melumpuhkan tahun lalu yang menenggelamkan sepertiga wilayah negara itu.

Negara Asia Selatan, rumah bagi 220 juta terlilit utang dan harus memberlakukan reformasi pajak yang keras dan mendorong harga utilitas jika berharap untuk membuka tahap lain dari bail-out IMF senilai 6,5 miliar dolar dan menghindari gagal bayar.

Sumber:

https://www.arabnews.com/node/2279091/world