REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sering didengar sebagian ustadz atau mubaligh menyampaikan bahwa tidurnya orang puasa itu ibadah. Hal ini dijadikan hujjah oleh sebagian kalangan untuk banyak tidur di bulan puasa.
Dikutip dari buku Catatan Faedah Ilmu di Bulan Ramadhan oleh Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi, Bagaimana sebenarnya status hadits tidurnya orang puasa adalah ibadah? Dan apakah tidurnya orang puasa itu ibadah atau dosa?
"Ketahuilah wahai saudaraku bahwa hadits yang menjadi pijakan adalah tidak shahih."
"Diamnya orang yang puasa adalah tasbih, tidurnya adalah ibadah, doanya mustajab dan amalnya dilipatgandakan."
Hadits ini derajatnya Lemah sekali. Diriwayatkan ad-Dailami 2/253 dari Rabi’ bin Badr dari Auf al-A’rabi dari Abul Mughirah al-Qawwas dari Abdullah bin Umar secara marfu’.
Sanad ini lemah sekali, sebab Rabi’ bin Badr adalah
seorang rawi yang ditinggalkan haditsnya. (Silsilah Ahadits Dhaifa)
Di antara dampak negatif hadits ini adalah menjadikan sebagian orang malas dan banyak tidur di bulan puasa dengan alasan hadits ini. (Ahadits Muntasyiroh Lam Tatsbutu, karya Ahmad bin Abdullah as-Sulami hal. 366).