Omzet Perajin Gula Aren di Lebak Naik pada Ramadhan

Red: Ani Nursalikah

Sabtu 25 Mar 2023 13:09 WIB

Pekerja membawa gula aren yang akan dijual di Pasar Rangkasbitung, Lebak, Banten, Senin (20/4/2020).Omzet Perajin Gula Aren di Lebak Naik pada Ramadhan Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas Pekerja membawa gula aren yang akan dijual di Pasar Rangkasbitung, Lebak, Banten, Senin (20/4/2020).Omzet Perajin Gula Aren di Lebak Naik pada Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Omzet perajin gula aren di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten naik pada bulan suci Ramadhan seiring tingginya permintaan pasar untuk dijadikan oleh-oleh dan keperluan lain.

"Biasanya Rp 15 juta, namun kini menjadi Rp 75 juta per tiga hari," kata Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Mitra Mandala Kabupaten Lebak Anwar Aan, Sabtu (25/3/2023).

Baca Juga

Tingginya permintaan gula aren pada Ramadhan itu dipastikan dapat menggulirkan ekonomi masyarakat pedesaan. Produksi gula aren di Kabupaten Lebak melibatkan petani, buruh pemanjat pohon hingga pengemudi kendaraan.

Selama ini, Kabupaten Lebak merupakan sentra produksi gula aren karena didukung perkebunan nira atau pohon kaung. Selain itu, masyarakatnya banyak yang mengembangkan perkebunan nira untuk memproduksi gula aren.

"Kami menampung gula aren dari perajin sebanyak 148 orang dengan lahan perkebunan nira seluas 170 hektare," katanya.

Menurut dia, produksi gula aren dari Kabupaten Lebak dipasok ke Pasar Rangkasbitung dan pedagang oleh-oleh khas daerah. Selain itu, juga dipasok ke beberapa daerah lainnya, seperti Bogor, Jakarta, Tangerang hingga Bandung.

Perajin gula aren menjual ke penampung bervariasi tergantung kualitas mulai Rp 250 ribu sampai Rp 350 ribu per toros atau lima ikat gula aren. Selama ini, komoditi gula aren Kabupaten Lebak berkualitas karena produksinya organik tanpa menggunakan bahan kimia.

Produksinya menggunakan peralatan manual sehingga rasa gula aren cukup manis juga beraroma. "Kami pada Ramadhan ini merasa kewalahan melayani permintaan pasar," kata Anwar.

Pemilik Toko Najwa, Awa (45 tahun) yang menjual aneka makanan tradisional di Jalan Sunan Bonang Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan persediaan gula arennya menipis selama tiga hari bulan suci Ramadhan karena banyak permintaan.

Mereka konsumen yang membeli gula aren dengan jumlah banyak itu dari luar daerah untuk dijadikan oleh-oleh. Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Abdul Waseh mengatakan produksi gula aren dari Lebak merupakan yang terbesar di Provinsi Banten, mencapai ribuan ton per bulan.

Jumlah itu untuk dipasok ke berbagai daerah di Tanah Air. Pemerintah Kabupaten Lebak menetapkan gula aren menjadi produk unggulan daerah. Pelaku UMKM tersebar di Kecamatan Sobang, Cijaku, Cigemblong, Cihara, Malingping, Panggarangan, Bayah, Cilograng, Cibeber, Leuwidamar, Cirinten, Muncang, dan Lebak Gedong.

"Kami mencatat 5.815 perajin gula aren dengan omzet hingga menembus Rp 96,65 miliar per tahun," katanya.