REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Muhamad Nur, mengingatkan masyarakat agar tidak gegabah dan bijak berbelanja selama Ramadhan dan Idul Fitri 2023. Masyarakat diharapkan tidak mudah terpengaruh terhadap lonjakan harga barang-barang.
"Gejolak harga bahan pokok yang selalu naik sehingga dikhawatirkan ada prilaku masyarakat membeli dalam jumlah banyak. Kondisi ini tentu saja tidak baik untuk pasar," kata Muhamad Nur dalam keterangannya di Pekanbaru, Rabu (22/3/2023).
Dia mengatakan, selama Ramadhan dan jelang Idul Fitri 2023 akan ada banyak uang yang beredar mengingat pegawai dan karyawan menerima Tunjangan Hari Raya (THR) pada waktu tersebut. Dampaknya, kata dia, konsumsi masyarakat bersikap berlebih membeli kebutuhan serta produksi dari para pelaku usaha akan meningkat cukup signifikan.
"Karenanya jangan berlebihan dan harus bijak berbelanja sesuai kebutuhan sehingga tidak terjadi kelangkaan barang yang dapat memicu kenaikan harga atau inflasi," ujarnya.
Selain itu, momen Ramadhan dan Idul Fitri mendorong peningkatan kebutuhan masyarakat karena banyak selebrasi yang dilakukan bersama keluarga dan kerabat. Namun BI dan pemerintah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan senantiasa memantau perkembangan harga dan ketersediaan barang.
Muhammad Nur mengatakan, pihaknya juga giat mengampanyekan Cinta, Bangga, Paham (CBP) rupiah edisi Ramadhan. Tujuannya, agar masyarakat bijak berbelanja dalam memenuhi kebutuhan selama bulan Ramadan maupun dalam menghadapi Hari Raya Idul Fitri 2023.
Selain mengkampanyekan CBP, ada beberapa komoditas bahan pokok masyarakat yang perlu mendapat perhatian BI dan TPID, di antaranya cabai, minyak goreng, beras, dan beberapa komoditas lain. "Karena itu bijak berbelanja saat Ramadhan dan Idul Fitri akan sangat membantu menekan laju inflasi. Jadi berbelanja lah sesuai dengan kebutuhan saja," kata Muhamad Nur.