Tiga Golongan Manusia Saat Menyambut Ramadhan

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah

Kamis 23 Mar 2023 00:03 WIB

Umat muslim melaksanakan shalat tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (22/3/2023). Kementerian Agama memutuskan 1 Ramadhan 1444 Hijriah jatuh pada Kamis (23/3/2023) sehingga sejumlah umat muslim bisa melaksanakan shalat tarawih pertama pada malam ini. Sementara jamaah memenuhi area masjid hingga lantai ke tiga untuk melaksanakan shalat tarawih berjamaah di Masjid Istiqlal. Tiga Golongan Manusia Saat Menyambut Ramadhan Foto: Republika/Thoudy Badai Umat muslim melaksanakan shalat tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (22/3/2023). Kementerian Agama memutuskan 1 Ramadhan 1444 Hijriah jatuh pada Kamis (23/3/2023) sehingga sejumlah umat muslim bisa melaksanakan shalat tarawih pertama pada malam ini. Sementara jamaah memenuhi area masjid hingga lantai ke tiga untuk melaksanakan shalat tarawih berjamaah di Masjid Istiqlal. Tiga Golongan Manusia Saat Menyambut Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada tiga golongan manusia ketika menyambut Ramadhan. Saiyid Mahadir dalam bukunya berjudul Menyambut Ramadhan mengatakan golongan pertama adalah orang-orang zalim.

Mereka adalah orang-orang yang sangat kurang perhatiannya pada bulan Ramadhan. Bagi mereka, bulan Ramadhan bukanlah waktu spesial. Bahkan, mereka menganggap Ramadhan membawa beban baru.

Baca Juga

Selain susahnya menjalankan ibadah puasa, pengeluaran biasanya melonjak terutama menjelang Idul Fitri. Tak jarang, mereka menyamakan bulan Ramadhan dengan bulan-bulan lain. Setiap hari mereka makan dan minum seperti biasa.

Mereka juga tidak malu untuk makan di rumah makan. Bisa juga mereka berpuasa tapi hanya sebagian saja sehingga kewajiban berpuasa tidak dijalankan dengan sempurna.

Untuk solusi terbaik dari orang-orang tersebut adalah menerapkan pendidikan agama sejak dini agar mengobati perilaku zalim terhadap diri sendiri. Jika sudah dibiasakan melaksanakan perintah agama dan dididik dengan karakter agama yang kuat, maka bisa jadi saat dewasa menjadi orang baik.

Golongan kedua adalah kaum muqtashid. Mereka adalah orang-orang yang bergembira menyambut datangnya bulan Ramadhan. Terlebih, rasa gembira itu semakin ada setelah mengetahui adanya libur panjang dan bisa mudik ke kampung halaman. Mereka juga antusias menyambut malam seribu bulan.

Namun, karena padatnya aktivitas kerja di Ramadhan, sebagian dari mereka lalai memperbanyak ibadah melalui perkara sunnah. Terkadang, beberapa kali mereka sengaja meninggalkannya, seperti sholat tarawih dan witir.

Mereka juga terkadang malas membaca Alquran sehingga target bacaan Alquran tidak tercapai. Ciri-ciri tersebut adalah cara kelompok muqtashid berpuasa.

Rasulullah bersabda, “Siapa yang puasa Ramadhan dengan iman dan ihtisab, telah diampuni dosanya yang telah lalu. Dan siapa yang bangun malam Qadar dengan iman dan ihtisab, telah diampuni dosanya yang telah lalu,” (HR Bukhari dan Muslim).

Sedangkan golongan terakhir adalah sabiqun bil khairat (berprestasi). Mereka adalah orang-orang yang berusaha meninggalkan perkara haram, makruh, dan sebagian mubah demi menyempurnakan ibadah puasanya. Mereka berprestasi baik di dalam bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan.

Bisa dikatakan, mereka adalah golongan yang sangat memburu pahala. Bahkan, mereka berharap seluruh bulan adalah bulan Ramadhan. Mereka akan menangis ketika berpisah dengan Ramadhan. Alquran menggambarkan sifat mereka dalam surat az-Zariyat ayat 17:

كَانُوْا قَلِيْلًا مِّنَ الَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ

وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ

“Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam; dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).”

Seluruh anggota badan mereka ikut berpuasa. Mata berpuasa dari melihat hal-hal yang dilarang oleh Allah, termasuk telinga, lidah, tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuh lainnya dari maksiat.