REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Berbagai kegiatan untuk mengisi Bulan Ramadhan di masjid mulai banyak digelar tahun 2023 ini, menyusul semakin landainya pandemi Covid-19. Untuk itu, takmir masjid di Kota Yogyakarta diminta agar mengurangi bahkan tidak memproduksi sampah anorganik.
Hal ini dikatakan Kepala Kementerian Agama Kota Yogyakarta, Nadhif dalam rangka mendukung gerakan zero sampah anorganik yang diterapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sejak Januari 2023 lalu.
Pasalnya, banyaknya kegiatan yang digelar di masjid juga dapat memproduksi sampah yang berlebih. Seperti kegiatan buka bersama, yang tahun-tahun sebelumnya masih banyak masjid menggunakan bungkus makanan berbahan plastik.
Pihaknya juga sudah membuat surat edaran (SE) kepada takmir masjid untuk memilah sampah sebagai bagian dari gerakan zero sampah anorganik. Selain itu, dalam SE tersebut takmir masjid juga diminta agar menyediakan tempat hidangan makanan menggunakan piring dalam rangka mengurangi sampah anorganik.
"Khusus di Bulan Ramadhan, kami sudah membuat edaran pada takmir masjid seperti pilah sampah dan mengganti tempat hidangan dengan memakai piring. Harapannya dengan memakai piring dapat mengurangi sampah plastik," kata Nadhif di Komplek Balai Kota Yogyakarta belum lama ini.
Takmir masjid juga diimbau untuk melakukan persiapan menyambut Ramadhan yang tinggi menghitung hari. Mulai dari kebersihan, hingga fasilitas tempat ibadah mengingat diperkirakan kegiatan ibadah di masjid kembali seperti normal karena pandemi yang sudah semakin landai.
"Takmir masjid diimbau agar dipersiapkan mulai dari kebersihan hingga fasilitas tempat ibadah untuk kekhidmatan ibadah," ujarnya.
Sekda Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya juga meminta agar masyarakat meminimalisasi produksi sampah anorganik. "Kegiatan zero sampah anorganik 2023 ini tidak hanya teori saja, namun juga praktiknya secara nyata. Masyarakat diharapkan memilah mana organik, residu dan anorganik," kata Aman.
Lebih lanjut, Aman menyebut bahwa Pemkot Yogyakarta akan melaksanakan kebijakan penyelarasan jam layanan publik. Jam pelayanan tidak dikurangi, namun hanya jam istirahat yang dihilangkan.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pemantauan harga bahan pokok dan menekan angka inflasi, mengingat harga bahan pokok cenderung naik pada menjelang maupun masa Ramadhan hingga Lebaran.
"Untuk pemantauan harga bahan pangan, kami akan memastikan soal pasokan tetap berjalan dengan baik dari sumber produksi yang ada. Kemudian memeriksa kepanikan pasar dengan melihat pola konsumsi, agar mampu menstabilkan pola konsumsinya," ujar Aman.