Menyikapi Penentuan Awal Ramadhan

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil

Senin 20 Mar 2023 13:47 WIB

Menyikapi Penentuan Awal Ramadhan. Foto:   Mencari Hilal/Ilustrasi Foto: AP/Joshua Paul Menyikapi Penentuan Awal Ramadhan. Foto: Mencari Hilal/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Setiap tahun, menjelang bulan puasa dan hari raya, kaum muslimin di berbagai Negara tak jarang menghadapi sebuah dilema, apakah mereka akan berpuasa dan berhari raya mengikuti Negara masing-masing ataukah mengikuti ru’yah salah satu negara yang lebih dahulu melihat hilal?

Dikutip dari buku Catatan Faedah Ilmu di Bulan Ramadhan oleh Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi, ada satuhal yang harus dipikirkan bersama, yaitu bahwa masalah ini adalah masalah khilafiyyah ijtihadiyah maka hendaknya kaum muslimin menyerahkan dan mengikuti pemerintah mereka dalam memilih di antara pendapat di atas agar tidak terjadi perbedaan dan perpecahan di kalangan kaum muslimin, sebab sebagaimana diketahui bersama persatuan adalah sesuatu yang sangat ditekankan dalam syariat Islam. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah ﷺ :

Baca Juga

الصوم يوم يصوم الناس والفطر يوم يفطر الناس

“Puasa itu hari manusia berpuasa dan hari raya itu hari manusia berhari raya”.

Syaikh al-Albani berkata: “Inilah yang sesuai dengan syari’at yang mulia ini, yang bertujuan untuk menyatukan barisan kaum muslimin dan menjauhkan mereka dari perpecahan. Syari’at tidak menganggap pendapat pribadi, sekalipun dalam pandangannya benar dalam ibadah jama’iyyah seperti puasa, hari raya dan shalat jama’ah”. (Silsilah Ahadits ash-Shohihah)

Para ulama juga menyebutkan kaidah:

“Keputusan hakim menyelesaikan perselisihan”.

Oleh karenanya, para fuqaha’ bersepakat bahwa hukum atau keputusan pemerintah dalam masalah ini menyelesaikan perselisihan dan perbedaan pendapat.(Al-Istidzkar)

Hal ini akan membawa kemaslahatan persatuan kaum muslimin. Alangkah bagusnya ucapan Imam asy-Syaukani rahimahullah tatkala mengatakan: “Persatuan hati dan persatuan barisan kaum muslimin serta membendung segala celah perpecahan merupakan tujuan syari’at yang sangat agung dan pokok di antara pokok-pokok besar agama Islam. Hal ini diketahui oleh setiap orang yang mempelajari petunjuk Nabi ﷺ yang mulia dan dalil-dalil Alqur’an dan sunnah”. (Al-Fathur Robbani)

Sungguh sangat disayangkan sekali, bila ibadah yang mulia ini dijadikan alat untuk fanatik golongan, fanatik Negara atau membela pendapat, sehingga masing-masing berusaha agar pendapatnya didengar oleh masyarakat dengan embel-embel agama, tanpa menjaga kaidah maslahat dan mengamalkan dalil terkuat.

photo
Infografis Tiga Kondisi Doa - (Republika)

 

Terpopuler