REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ramadhan adalah bulan yang sangat dinanti-nanti umat Islam yang beriman dan bertakwa. Di bulan Ramadhan, umat Islam berlomba-lomba mengerjakan kebaikan, salah satu di antaranya membaca Alquran sampai khatam.
Muncul pertanyaan, mengapa membaca Alquran sangat dianjurkan saat memasuki bulan Ramadhan? Ustaz Ahmad Sarwat Lc dalam buku Ramadhan Antara Syariah dan Tradisi yang dipublikasikan Rumah Fiqih Publishing tahun 2020 menjawab pertanyaan tersebut.
Ustaz Ahmad Sarwat menjelaskan, bulan Ramadhan adalah bulan Alquran. Di bulan Ramadhan itulah Alquran pertama kali diturunkan ke dunia ini. Pada bulan Ramadhan juga sebelumnya Alquran diturunkan sekaligus dari Lauh Al-Mahfudz ke langit dunia.
Pada setiap bulan Ramadhan, Nabi Muhammad SAW lebih banyak membaca Alquran. Bahkan secara khusus Malaikat Jibril Alaihissalam turun untuk melakukan evaluasi atas hafalan dan bacaan Rasulullah SAW.
"Maka adalah sebuah sunnah jika dalam bulan Ramadhan, umat Islam memperbanyak membaca Alquran," kata Ustaz Ahmad Sarwat dalam bukunya.
Menurut Ustaz Ahmad Sarwat, tradisi di masyarakat Indonesia seperti tadarusan sudah cukup baik. Banyak orang terlihat membaca Alquran, baik dilakukan setelah sholat tarawih maupun di waktu-waktu lainnya. Artinya, sudah menjadi tradisi bahwa di bulan Ramadhan, ada tradisi untuk membaca Alquran sampai khatam, bahkan hingga beberapa kali khatam.
Sebagaimana diketahui, bertadarus Alquran selama bulan Ramadhan termasuk kebiasaan yang dilakukan Rasulullah SAW.
Riwayat Ibnu Abbas menjelaskan, "Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, kedermawanan beliau meningkat pada bulan Ramadhan, yaitu ketika didatangi Jibril setiap malam Ramadhan, ia bertadarus Alquran dengan Rasulullah. (HR Bukhari dan Muslim).
Dijelaskan juga bahwa setiap huruf Alquran yang dibaca, Allah SWT melipatgandakannya dengan sepuluh kebaikan. Khususnya bagi mereka yang sudah baik bacaannya, semakin banyak membaca Alquran maka akan semakin banyak pahala yang didapatnya, karena kekhususan bulan Ramadhan.
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Surah Al-Baqarah Ayat 185)
Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI), KH Athian Ali pada tahun lalu pernah menyampaikan bahwa umat Islam sebaiknya memaksimalkan kualitas dan kuantitas ibadah sejak awal Ramadhan sampai akhir Ramadhan. Umat Islam jangan hanya meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah di sepuluh hari terakhir Ramadhan.
"Semestinya kualitas dan kuantitas ibadah di sepuluh hari pertama bulan Ramadhan sampai sepuluh hari terakhir Ramadhan sama," kata Kiai Athian kepada Republika.
Ia menerangkan, sebaiknya umat Islam sejak awal Ramadhan sampai akhir Ramadhan berusaha memakmurkan masjid dan memperbanyak itikaf di masjid. Jadi itikaf tidak hanya di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan saja, tapi juga di sepanjang Ramadhan harus lebih banyak berdiam di masjid meski tidak itikaf sempurna.
"Misalnya setelah sholat tarawih, diam di masjid untuk membaca Alquran atau melakukan ibadah lainnya beberapa jam. Bisa juga dibuat program untuk menamatkan membaca Alquran sekali, dua kali atau tiga kali selama Ramadhan," ujarnya.