Kemenag Yogyakarta Prediksi Awal Ramadhan Bersamaan pada 23 Maret

Red: Ani Nursalikah

Jumat 17 Mar 2023 16:33 WIB

Petugas memantau posisi hilal di Parangtritis, Yogyakarta, Senin (3/6/2019). Kemenag Yogyakarta Prediksi Awal Ramadhan Bersamaan pada 23 Maret Foto: Republika/ Wihdan Petugas memantau posisi hilal di Parangtritis, Yogyakarta, Senin (3/6/2019). Kemenag Yogyakarta Prediksi Awal Ramadhan Bersamaan pada 23 Maret

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memprediksi umat muslim di Indonesia bakal mengawali puasa Ramadhan 1444 Hijriyah secara bersamaan pada 23 Maret 2023.

"Kalau melihat kemungkinannya awal puasanya bareng, insya Allah, karena secara hisab sudah memungkinkan untuk bisa dilihat. Kemungkinan Ramadhan bareng," kata Kepala Kanwil Kemenag DIY Masmin Afif saat dihubungi di Yogyakarta, Jumat (17/3/2023).

Baca Juga

Menurut Masmin, berdasar penghitungan hisab posisi hilal saat matahari terbenam tanggal 22 Maret 2023 sudah mencapai 7 derajat sehingga telah memungkinkan untuk bisa dilihat dengan metode rukyat.

"Sudah hampir mencapai tujuh derajat kalau tidak terhalang oleh awan seharusnya sudah bisa dilihat," kata dia.

Kendati demikian, Masmin meminta masyarakat tetap menunggu hasil sidang isbat oleh Kemenag yang diawali dengan rukyatul hilal di seluruh titik observasi bulan di Indonesia. "Standar operasional prosedur (SOP)nya tetap melalui rukyat sebelum sidang isbat," kata dia.

Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kemenag DIY Jauhar Mustofa menuturkan posisi hilal awal Ramadhan 2023 di seluruh Indonesia diperkirakan antara 7 derajat sampai 9 derajat. Sedangkan sudut elongasi terkecil di Indonesia saat matahari terbenam pada Rabu, 29 Sya'ban 1444 H atau 22 Maret 2023 sebesar 8 derajat 32 menit sampai 10 derajat 8 menit.

Jarak matahari dan bulan sekitar 3 derajat sehingga saat cuaca cerah hilal memungkinkan dilihat. "Dengan kondisi cuaca yang baik Insya Allah jadi 'santapan empuk' para perukyat. Semoga cuaca bersahabat," ujar dia.

Menurut Jauhar, data tersebut telah memenuhi kriteria terbaru MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) untuk penetapan awal Ramadhan yakni ketinggian hilal minimal tiga derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

"Maka Muhammadiyah dan NU Insya Allah bareng untuk awal Ramadhan, karena kriterianya sudah terpenuhi semuanya baik Muhammadiyah maupun kriteria pemerintah. Nanti kemungkinan yang bisa melihat (hilal) banyak," kata dia.

Menurut Jauhar, Kanwil Kemenag DIY bakal menggelar rukyatul hilal atau pemantauan hilal secara terpusat di Pos Observasi Bulan (POB) Syekh Bela Belu Parangtritis, Kabupaten Bantul pada Rabu (22/3) sore.

Dia mengatakan pengamatan hilal dilakukan dengan menggunakan dua teropong bintang milik POB, ditambah dengan sejumlah teropong milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan perguruan tinggi. "Pesertanya dari akademisi, kami juga mengundang berbagai ormas, pengadilan agama, kantor Kemenag kabupaten/kota, dan MUI juga kami hadirkan," kata Jauhar.