REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ramadhan tinggal beberapa hari lagi. Orang-orang yang beriman akan menyambut datangnya bulan suci ini dengan gembira. Namun, tak hanya itu, umat Islam juga harus mempersiapkan diri untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Ketua Asosiasi Mahad Aly Indonesia (AMALI), KH Nur Hannan menjelaskan, Nabi Muhammad SAW sendiri sudah jauh-jauh hari sudah berdoa agar dipertemukan dengan Ramadhan. Di antara doa nabi adalah sebagai berikut,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Allahumma bariklana fi Rajaba wa Sya’bana wa ballighna Ramadhan.
Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.”
Menurut Kiai Hannan, doa nabi yang secara khusus ingin dipertemukan dengan bulan Ramadhan ini juga menunjukkan bahwa bulan Ramadhan ini memiliki keistimewaan dan keutamaan yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan yang lain.
“Jadi oleh karena itu orang Islam, orang yang beriman tentu sudah seharusnya dan sepatutnya bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan yang memiliki berbagai keutamaan dan keistimewaan itu,” ujar Kiai Hannan saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (11/3/2023).
Kiai Hannan mengatakan, orang yang beriman tersebut tidak hanya gembira menyambut datangnya bulan Ramadhan, tapi juga akan melakukan persiapan untuk mengisi Ramadhan dengan berbagai amalan ibadah yang sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya.
“Itu tanda orang yang bergembira. Jadi kalau hanya bergembira tetapi tidak ada persiapan, tidak ada buktinya dia gembira menyambut bulan Ramadhan,” ucap Kiai Hannan.
Dalam mempersiapkan Ramadhan sendiri, orang yang beriman tidak hanya mempersiapkan secara fisik dan jiwa, tapi juga melakukan persiapan Tsaqafiyah (ilmu), bahkan persiapan materi. “Jadi memang sudah dipersiapkan sebelum datangnya bulan Ramadhan, sehingga pada bulan Ramadhan itu mereka lebih banyak punya waktu untuk beribadah,” kata kiai asal Pesantren Tebuireng Jombang ini.
Dia menambahkan, orang yang bergembira akan datangnya Ramadhan tentu karena memahami keistimewaan dan keutamaan bulan Ramadhan. Sedangkan orang yang tidak memahami keutamaan dan keistimewaan bulan Ramadhan tidak akan mungkin bisa bergembira.
“Jadi gembira itu memang karena mengetahui dari kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh bulan Ramadhan,” jelas dia.