REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ramadhan bulan suci yang selalu dirindukan umat Islam yang beriman. Saat menyambut datangnya bulan Ramadhan, umat Islam banyak yang mengucapkan "Marhaban ya Ramadhan", yang artinya selamat datang bulan suci Ramadhan.
Ucapan tersebut dipasang di spanduk, baliho, dan berbagai media lainnya untuk menyambut datangnya tamu agung Ramadhan.
Menjelang bulan Ramadhan, umat Islam juga dianjurkan untuk menyambutnya dengan riang gembira. Salah satu hadits populer yang kerap dikaitkan dengan datangnya bulan Ramadhan adalah sebagai berikut:
ﻣَﻦْ ﻓَﺮِﺡَ ﺑِﺪُﺧُﻮﻝِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺣَﺮَّﻡَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺟَﺴَﺪَﻩُ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﻨِّﻴْﺮَﺍﻥِ
“Barangsiapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka. (Nash riwayat ini disebutkan di kitab Durrat An-Nasihin)
Namun, sebagian ulama menyebutkan bahwa hadits tersebut dhaif bahkan maudhu' (palsu). Dalam salah satu artikelnya yang berjudul "Meneliti Hadits Palsu", Ustadz Abdul Somad (UAS) pun menyatakan dengan tegas bahwa hadits tersebut palsu.
Menurut UAS, Ini hadits palsu yang tidak ada dasarnya sama sekali, baik dalam kitab-kitab shahih maupun maudhu’ (kumpulan hadis palsu). Namu, menurut UAS, kepalsuan hadits ini tidak membuat hati umat Islam berubah dalam menyambut bulan suci Ramadan. Karena, dalam hadis shahih diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,
“Telah datang kepada kamu bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah, Allah mewajibkan puasa bagi kamu di bulan itu. Pada bulan itu pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Siapa yang tidak mendapatkan kebaikannya, maka sungguh ia tidak mendapatkan kebaikan”. (HR an-Nasa’i).
Hal senada juga disampaikan Ketua Asosiasi Mahad Aly Indonesia (AMALI), KH Nur Hannan menjelaskan, hadits yang terdapat dalam Durrat An-Nasihin di atas masih diperselisihkan. Namun, menurut dia, masih ada hadits yang jelas keshahihannya untuk menyambut bulan Ramadhan.
"Untuk yang hadits itu kayaknya masih diperselisihkan kualitas shahih dan tidaknya hadits itu. Tapi kita masih bisa menggunakan hadits lain yang intinya juga kabar gembira tentang datangnya bulan Ramadhan itu. Itu hadis yang lebih shahih. Misal hadist dari Imam Ahmad ini kualitas hadisnya shahih," ujar Kiai Hannan saat dihubumgi Republika.co.id, Sabtu (11/3/2023).
Hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad tersebut adalah sebagai berikut:
قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
Artinya: "Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang atau terjauhkan (dari kebaikan)."
Menurut Kiai Hannan, hadits shahih tersebut juga sangat populer di kalangan umat Islam yang intinya menjelaskan tentang keutamaan bulan suci Ramadhan. "Ya tentu dengan keutamaan-keutamaan yang spesial untuk bulan Ramadhan itu yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan yang lain ini adalah kabar gembira bagi orang-orang yang beriman," ucap Kiai Hannan.
Dia menambahkan, orang-orang yang beriman tentu akan sangat gembira menyambut datangnya bulan Ramadhan karena berbagai keutamaan yang sangat besar itu. "Jadi hadis ini kira-kira lebih pas untuk dijadikan sebagai dasar. Jadi seharusnya atau sepatutnya orang-orang yang beriman atau orang-orang Islam itu bergembira untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan," kata Kiai Hannan.