Tarhib Ramadhan Baznas, Seribu Amil, Seribu Muzakki dan Seribu Mustahik Menulis Alquran

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil

Jumat 10 Mar 2023 16:52 WIB

Baznas RI menggelar Tarhib Ramadhan 1444 H dengan meluncurkan Program Menulis Alquran di kantor Baznas RI, Jakarta, Jumat (10/3/2023). Foto: Dok. Baznas Baznas RI menggelar Tarhib Ramadhan 1444 H dengan meluncurkan Program Menulis Alquran di kantor Baznas RI, Jakarta, Jumat (10/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI menggelar Tarhib Ramadhan dengan meluncurkan Program Menulis Alquran dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1444 H. Peluncuran Program Menulis Alquran tersebut dilaksanakan pada Jumat (10/3/2023) di Aula Achmad Subianto Lantai 5 Gedung Baznas RI, Jakarta.

Peluncuran dihadiri oleh Ketua Baznas RI Prof Dr KH Noor Achmad MA, Wakil Ketua Baznas RI Mokhamad Mahdum, para Pimpinan Baznas, Deputi, Sestama, Direktur, Kabiro, Kadiv, Kabag, Kepala Lembaga Program, Amilin dan Amilat, Keluarga Besar Baznas RI serta Baznas Provinsi/Kota/Kabupaten se-Indonesia yang hadir secara daring.

Baca Juga

Noor Achmad memulai kick off program tersebut dengan menuliskan ayat 1-3 Surah Al-Fatihah, menggunakan metode follow the line. Ini dilakukan bersama para pimpinan Baznas, Baznas DKI Jakarta dan perwakilan muzakki, yang diikuti secara serentak oleh seluruh amil Baznas Provinsi di seluruh Indonesia.

Noor Achmad menjelaskan, Baznas selalu mempersiapkan dan bergembira dengan datangnya bulan suci Ramadhan. Tahun ini kegembiraan itu dinyatakan dengan penulisan mushaf Alquran yang melibatkan 1.000 Amil, 1.000 Muzaki, dan 1.000 Mustahik di seluruh Indonesia.

"Tujuannya untuk mengingatkan kita semua bahwa bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Alquran sebagai petunjuk bagi umat manusia," ujarnya.

Noor menambahkan, Program Menulis Alquran ini akan berlangsung dari 10 sampai 20 Maret 2023. Penutupan dilakukan pada momentum Baznas Award pada 21 Maret 2023, yang ditandai dengan penulisan ayat terakhir Surah An-Naas oleh Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin.

"Dua mushaf Alquran berukuran besar, selanjutnya akan diserahkan kepada seseorang, tapi masih rahasia dan akan diumumkan nanti," ujar Noor, saat melakukan konferensi pers di Z-Coffee di kantor Baznas RI.

Sekretaris Utama Baznas RI Dr H Muchlis Muhammad Hanafi, Lc MA memaparkan, penulisan mushaf Alquran terdiri dari dua naskah ukuran A3 plus yang ditulis di Baznas Pusat, dan 22 mushaf ukuran B5 yang disebar ke Baznas Provinsi di seluruh Indonesia.

Khat pada mushaf yang besar, ukuran A3 plus, ditulis oleh kaligrafer asli Indonesia Ustaz Isep Misbah. Sedangkan naskah ukuran B5 merupakan naskah yang biasa digunakan pada mushaf di Madinah, yang ditulis oleh Utsman Thaha namun sudah dimodifikasi sesuai dengan standar Indonesia.

"Untuk naskah mushaf ukuran besar kami dapat dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an yang sudah sesuai dengan standar mushaf Indonesia, sementara yang ukuran B5 kami bekerja sama dengan salah satu penerbit Alquran yang menyediakan naskah itu dan sudah mendapat tanda tashih dari Kementerian Agama," jelasnya.

Muchlis Hanafi menambahkan, penulisan mushaf Alquran ini menggunakan metode follow the line dengan tingkat kejelasan 25 persen. Sehingga muzakki, mustahik dan amil tinggal menebalkannya. "Tetapi seperti kata Pak Ketua (Noor Achmad), tidak mudah dalam menebalkan itu," tuturnya.

Penulisan Alquran ini bukan tradisi baru, karena melanjutkan apa yang dilakukan oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW. Saat itu 40 sahabat membersamai Rasulullah SAW dalam mencatat setiap wahyu yang turun. Penyalinannya berlanjut, yang kemudian distandarisasikan pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan dengan enam mushaf yang disebar ke berbagai kota, lalu Alquran disalin dari masa ke masa hingga sekarang.

Meski saat ini era digital, lanjut Muchlis, Baznas ingin melanjutkan tradisi yang dilakukan oleh para ulama dahulu dengan menulis Alquran melalui manuskrip.

"Tradisi menulis ini bukan hanya menyalin dalam rangka melestarikan dan memelihara Alquran tetapi kita berharap para amilin, amilat, mustahik dan muzakki, yang terlibat dalam penulisan, bertabarruk (meraih keberkahan) dengan Alquran. Selain membaca, dia juga menulis huruf-huruf tersebut," jelasnya.