REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Masjid Al-Markaz Al-Islami Jend M. Jusuf bisa menjadi pilihan tepat bagi warga Makassar dan sekitarnya untuk melaksanakan shalat Ied. Masjid yang terletak di Jalan Masjid Raya No.57 Makassar, Sulawesi Selatan itu akan menghadirkan Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof. Dr. Arif Satria sebagai khatib.
Masjid Al-Markaz merupakan salah satu masjid termegah di kawasan Asia Tenggara. Arsitektur Masjid Al-Markaz merupakan perpaduan dari keindahan Masjidil Haram Mekah, Masjid Nabawi Madinah, Masjid Tua Katangka Gowa dan rumah adat khas Bugis Makassar.
Masjid ini memiliki keunikan desain ventilasi sehingga tetap sejuk dengan sirkulasi udara alami. Masjid yang dibangun Mantan Panglima ABRI, Jenderal M. Jusuf dan diresmikan 11 Novemver 2005 ini mampu menampung hingga lebih 10 ribu jamaah. Masjid terdiri 3 lantai dan memiliki halaman yang sangat luas untuk menampung jamaah.
"Pelaksanaan salat Idul Fitri 1443 H/ 2022 M, akan dijalankan secara normal yaitu shaf dirapatkan, namun jamaah diharapkan tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker," kata Imam Besar Masjid Al-Markaz, Muammar Bakry dalam keterangan pers, Jumat (29/4).
Pada tahun ini, khatib Idul Fitri di Masjid Al-Markaz menghadirkan Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof Arif Satria yang juga Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB). Sedangkan Imam shalat Ied akan dipimpin Imam tetap Masjid Al-Markaz, Maskur Yusuf yang juga Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Makassar.Khatib Profesor Arif akan menyampaikan khutbah dengan tema Idul Fitri, Modal Multidimensi untuk Kemajuan yang Berkeadilan.
"Dalam khutbah tersebut, Beliau akan menguraikan bahwa gagasan kemajuan yang berkeadilan adalah prinsip pokok dalam membangun bangsa ini. Umat Islam harus hidup dalam rel kemajuan. Namun untuk bisa meraih kemajuan, harus bisa berbagi dan maju bersama. Setiap individu tidak bisa maju sendirian. Kemajuan yang akan diraih harus memperhatikan hak-hak orang lain," ujar Muammar.
Di bagian lain khutbahnya, Arif Satria akan menekankan bahwa Idul Fitri hendaknya dijadikan momentum untuk memperkuat semangat dalam mewujudkan kemajuan yang berkeadilan. Nilai-nilai kemajuan dimaksud akan diuraikan lebih lanjut dalam khutbahnya.
"Fakta menunjukkan bahwa bangsa Indonesia masih menghadapi keragaman kelas ekonomi. Ada kelas masyarakat yang sudah masuk era 5.0, ada juga yang masih 3.0, 2.0, bahkan 1.0," ucap Muammar.