Ribuan Muslim di Ohio Rayakan Hari-Hari Terakhir Ramadhan

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah

Jumat 29 Apr 2022 13:20 WIB

Muslimah shalat di Masjid Al Islam, Toledo, Ohio, AS. Ribuan Muslim di Ohio Rayakan Hari-Hari Terakhir Ramadhan Foto: madinahmosque Muslimah shalat di Masjid Al Islam, Toledo, Ohio, AS. Ribuan Muslim di Ohio Rayakan Hari-Hari Terakhir Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, CLEVELAND -- April 2022 menandai bulan suci ramadhan bagi kaum Muslimin dan Muslimah di seluruh dunia, tak terkecuali Amerika Serikat. Di masjid yang ada di Parma, Ohio, Amerika Serikat, Anda bisa melihat sekelompok pria dan wanita yang damai berdoa.

"Suara dari luar adalah Islam dan Muslim, ada makna yang menghina atau ada sesuatu yang buruk yang terkait dengannya. Bukan itu masalahnya," kata Hassan Saleh dari Islamic Center of Cleveland seperti dikutip dari laman News 5 Cleveland, Kamis (28/4/2022).

Baca Juga

Islam adalah agama terbesar kedua di dunia setelah Kristen. Di banyak tempat, umat Islam telah berjuang melawan kurangnya pemahaman masyarakat.

"Kami adalah orang-orang yang sama seperti di seluruh dunia. Kita berada di 2022, masa lalu telah berlalu. Kita harus benar-benar beradaptasi dengan zaman sekarang dan memahami apa yang terjadi di agama orang lain," kata Saleh.

Kesalahpahaman lain yang dihadapi Muslim adalah tidak semua Muslim adalah orang Arab dan tidak semua orang Arab adalah Muslim. Di Ohio saja, ada ribuan Muslim dari seluruh dunia.

"Tidak secara khusus orang Arab, tetapi banyak umat Islam pada umumnya dari semua lapisan masyarakat (yang) ada yaitu dari India, Pakistan, Palestina, Yordania, dan Suriah," kata Saleh.

Mereka semua menyembah Allah SWT dan hanya berharap untuk diterima. "Kami mungkin tetangga Anda, kami mungkin tinggal di seberang jalan, kami mungkin berada di bus Anda dengan anak-anak Anda," kata Saleh.

Ramadhan berlangsung selama 30 hari yang dimulai dan diakhiri dengan munculnya bulan sabit. "Pengorbanan, mendekatkan diri kepada Tuhan, memahami bahwa ada orang yang kurang beruntung dari kita yang tidak mendapatkan makanan dan tidak mendapatkan air seperti yang kita lakukan," kata Saleh.

Ketika berpuasa, umat Islam menahan diri dari makan, minun, merokok, dan bergosip. Sebaliknya, mereka memfokuskan energi mereka pada doa, refleksi, dan memberi kembali. Ramadhan juga terkait dengan komunitas, jadi sama seperti mereka berkumpul di masjid untuk berdoa, begitu matahari terbenam, mereka berkumpul di sekitar meja untuk membatalkan puasa.

"Ini penting karena kebersamaan dan doa bersama hingga makan bersama," kata Kawthar Jaffal.

Jaffal dan keluarganya bergiliran menyelenggarakan makan malam Ramadhan sepanjang bulan ini. Mereka berada di pertemuan yang berbeda hampir setiap malam.

"Aku menyukainya. Ini adalah perasaan terbaik di dunia. Anda tahu ini adalah berkah dari Tuhan yang kami miliki setiap tahun untuk merayakan Ramadhan," kata Jaffal.

Bagi keluarganya, makan malam ini spesial. Mereka dipenuhi dengan paman, sepupu, saudara laki-laki dan perempuan yang berbuka puasa, menikmati kebersamaan dan beribadah.

"Ramadhan, jika Anda tahu, telah menyatukan kita dan saya ingin anak-anak kita dan saya ingin anak-anak kita di masa depan tahu siapa sepupu mereka, siapa keluarganya," kata Jaffal. 

Jaffal memastikan mereka memimpin dengan memberi contoh karena dia menantikan hari dimana generasi berikutnya akan mengikuti tradisi yang sama. "Setiap kali Anda melihat sekeliling, Anda tidak akan pernah melihat momen yang membosankan, Anda selalu melihat senyum di wajah seseorang," kata Abed Jabareen.

"Saya berharap generasi penerus saya terus melanjutkannya karena jujur merupakan berkah bisa melakukan hal seperti ini," kata Jabareen.

Iman, keluarga, dan makanan saat Ramadhan adalah favorit Jaffal. Bahkan, dengan semua cinta itu, dia hanya berharap orang-orang di luar bisa merasakan kekuatah ramadhan dan cinta yang diberikan umat Islam.

"Saya ingin orang-orang tahu ini adalah kami. Kami adalah orang-orang yang damai. Saya mencintai semya orang di dunia, tidak peduli agama mereka, dan inilah Islam. Ini menyatukan kita dan membuat semua orang bersatu menjadi satu," kata Jaffal.

Jadi, bagi semua Muslim atau tidak, 'Ramadhan Kareem' artinya memiliki Ramadhan yang diberkati atau murah hati. Ramadhan berakhir hanya dalam beberapa hari, dengan perayaan Idul Fitri. Bagi umat Islam, hari raya ini mirip dengan perayaan Natal atau Hanukkah yang diisi dengan keluarga, makanan, atau hadiah.