REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kiai Ahmad Zubaidi mengungkapkan, selama 10 hari terakhir Ramadhan umat harus semakin khusuk dan fokus dalam menjalankan ibadah puasa. Fokus dalam beribadah bukan pada masalah keduniaan, terlebih akan memasuki hari raya idul fitri.
Selain itu, menurut dia, masyarakat juga akan disibukkan dengan keperluan mudik. Hal ini karena sudah dua tahun dilarang melakukan perjalanan mudik. Akan tetapi Kiai Zubaidi mengatakan, tidak masalah mengatur keperluan mudik, namun mereka harus tetap puasa mengharap kepada Allah Ta'ala.
"Memperbanyak amalan dzikir dan doa dan juga kita membayar zakat. Jangan lupa karena lalai. Sudah puasa ditambah zakat dan qiyamul lail ia dia seperti bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya, karena itu, mari kaum muslimin kita manfaatkan hari terkahir bulan Ramadhan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan amal ibadah," kata Kiai Zubaidi.
Di samping itu, KH Ahmad Zubaidi mengatakan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan seseorang agar Ramadhan meninggalkan bekas dalam diri, dan menjadi bekal untuk menghadapi 11 bulan lainnya.
"Dengan melakukan amal ibadah bulan Ramadhan sebaik-baiknya dari awal Ramadhan hingga akhir Ramadhan termasuk puasa dan ibadah-ibadah lain yang utama qiyamul lail, dan di akhir ramadhan perbanyak itikaf itu secara otomatis itu akan berbekas dalam diri," kata Kiai Zubaidi.
Kiai Zubaidi mengatakan, menjelang akhir Ramadhan umat diharapkan lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Terlebih di 10 hari terkahir, Ramadhan, karena Nabi Muhammad ﷺ juga turut memperbanyak amalan ibadahnya.
"Itu sangat penting sekali karena kanjeng nabi muhammad Shallallahu alaihi wa sallam pada saat 10 hari terkahir semakin banyak amal ibadahnya, di antaranya yang beliau lakukan adalah beliau beritikaf di masjid dan beliau memperbanyak sedekah," kata Kiai Zubaidi.