REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa di bulan Ramadhan menyebabkan kelelahan dan lemas hanyalah mitos, Hal itu diungkap Ahmed Magdy, Pelatih taekwondo. Magdy yang berbasis di UEA ini menghabiskan waktunya untuk mengajar seni bela diri kepada anak-anak di bawah usia delapan tahun, selain untuk melatih dirinya sendiri.
"Orang-orang menjadikan bulan suci Ramadhan sebagai alasan untuk berhenti berolahraga, tetapi Ramadhan sebenarnya memberi kami energi,” kata Magdy, seorang warga UEA selama dua tahun terakhir.
Merencanakan hari ke depan dan menyiapkan makanan bergizi adalah kunci untuk menghabiskan Ramadhan yang sehat. “Selama bulan suci, saya bangun dengan banyak energi.”
Magdy memulai harinya pada pukul 09.00 sebelum berolahraga pada pukul 10.00 selama dua jam. Dia memberikan sesi pelatihan di berbagai fasilitas gym di Sharjah dan Dubai dari pukul 13.00 hingga sebelum berbuka puasa.
“Kesenjangan satu jam antara latihan dan sesi saya adalah waktu saya merencanakan berbuka puasa,” kata Magdy, yang memperoleh gelar master di bidang biomekanik dari Turki.
Sayuran, buah-buahan, jus, dan karbohidrat gandum mendominasi dietnya selama Ramadhan. “Saya fokus pada makanan yang mudah dicerna. Protein dan cairan sangat penting," jelas dia lebih lanjut.
Magdy berbuka puasa dengan yoghurt dan pisang dicampur dengan lemon dan kayu manis sebelum sholat Magrib. Dia kemudian melanjutkan Iftar dengan salad dan pasta gandum utuh.
“Betroot adalah sumber energi hebat lainnya. Saya mengonsumsinya setiap hari dalam porsi sedang karena meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh,” kata Magdy.
Gandum, buah-buahan, dan labu dengan kismis, kelapa, dan kurma menjadi menu Sahur Magdy, yang ia makan sekitar pukul 01.00.
“Nutrisi yang baik diperlukan sepanjang tahun, tetapi terutama selama Ramadhan ketika kita harus memasok tubuh kita dengan vitamin yang kaya,” kata Magdy.
Pelatih dan penggila kebugaran berencana untuk mengabdikan sisa bulan suci untuk meningkatkan kebugaran fisik dan spiritualnya.n Ratna Ajeng Tejomukti