Masjid Cambridge Gelar Buka Puasa Bersama Komunitas

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko

Rabu 20 Apr 2022 12:32 WIB

Masjid Cambridge Foto: www.fm-world.co.uk Masjid Cambridge

REPUBLIKA.CO.ID, CAMBRIDGE -- Masjid Sentral Cambridge mengadakan kegiatan buka puasa bersama pada akhir pekan Paskah. Dalam kegiatannya, ditampilkan pula pembicara dari Kristen dan Yahudi, untuk merayakan keragaman.

“Di bulan yang istimewa ini, pada malam yang diberkahi ini, saya benar-benar merasa terhormat menyambut begitu banyak orang, yang memberi tahu mereka bahwa puasa adalah tentang berpantang dan disiplin diri,” kata Kepala Imam Masjid Sentral Cambridge, Sejad Mekic, dikutip di AhlulBayt News Agency (ABNA), Rabu (20/4).

 

Masjid tersebut merupakan rumah ibadah pertama di Eropa yang memegang julukan sebagai masjid ramah lingkungan.

 

Sejad Mekic lantas mengucapkan selamat kepada semua anggota komunitas yang berbeda, yang telah berkumpul di lokasi untuk merayakan keragaman yang ada di masyarakat.

 

Tahun ini, Paskah bertepatan dengan hari raya Paskah Yahudi dan bulan suci Ramadhan, yang terjadi untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga dekade.

 

Masjid Cambridge menjalin mitra dengan gerakan Open Iftar untuk menjadi tuan rumah acara tersebut. Tokoh penting masyarakat, seperti Pendeta Devin Mclachlan dari Great St Mary's dan anggota Sinagoge Reformasi Beth Shalom Dr. Rachel Berkson, hadir di lokasi.

 

Open Iftar merupakan inisiatif yang dilaksanakan dengan mengundang orang-orang dari semua lapisan masyarakat dan agama, untuk berkumpul selama bulan suci Ramadhan. Dalam pertemuan tersebut, bersama-sama masyarakat memakan kudapan dan menciptakan ruang dialog, keterlibatan, sekaligus pertukaran timbal balik.

 

“Kita bisa berdiri bersama dan bersatu. Solidaritas manusia adalah sesuatu yang kita semua hargai dan ingin kita menangkan,” ujar Mekic.

 

Dalam kesempatan yang sama, Mclachlan mengatakan acara tersebut merupakan suatu kehormatan, dimana setiap pihak bisa berbicara dan belajar tentang puasa dalam Yudaisme, Kristen dan Islam. Acara itu adalah cara yang sangat tepat untuk menghabiskan Sabtu Suci.

 

“Sungguh luar biasa untuk merenungkan tentang tradisi puasa Yahudi, Muslim dan Kristen. Saya pikir bagi banyak orang Kristen, ini adalah periode untuk menemukan kembali praktik spiritual puasa, apa artinya dan bagaimana kaitannya dengan amal, serta bagaimana itu berkaitan dengan doa. Senang sekali bisa menjadi saksi komunitas ini dan diundang,” ucap dia.