Menyongsong Datangnya Tamu Agung, Ramadhan (1)

Rep: Hannan Putra/ Red: Hafidz Muftisany

Kamis 19 Jul 2012 07:30 WIB

Ramadhan (ilustrasi) Foto: aqihuny2011.blogspot.com Ramadhan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,Hadirnya bulan Ramadhan setiap tahun selalu menggugah nurani kaum muslimin. Keceriaan dan kesukacitaan senantiasa menghiasi muka-muka mereka. Mereka menyambut dan menyongsong datangnya bulan puasa yang penuh rahmat itu tak ubahnya menyambut dan menyongsong datangnya seorang tanm agung.

Di beberapa tempat, ekspresi kegembiraan itu diwujudkan dengan menggelar beragam perayaan. Tahni'ah (ungkapan penghormatan) "Marhaban ya Ramadhan" dengan tulisan maupun dengan lisan tersebar di mana-mana. Bulan Ramadhan sepertinya memiliki daya tarik (magnitude) tersendiri bagi umat yang berjumlah lebih dari semiliar penduduk dunia ini.

Rasulullah SAW bersabda, ”Akan datang kepadamu bulan Ramadhan, penghulu seluruh bulan. Marhaban (selamat datang) kepadanya dan mudah-mudahan kita semua menjadi ahli keluarganya. Bulan puasa datang dengan membawa segala keberkahan. Maka alangkah mulianya tamu (pengunjung)yang akan tiba." (HR. Thabarani)

Pada suatu kesempatan, Rasulullah SAW menyeleng­garakan ceramah ihwal keutamaan bulan Ramadhan pada detik- detik akhir bulan Syaban. Sahabat Salman Al-Farisi menceritakan hal ini pada hadits yang panjang.

Salman Al-Farisi berkata, "Rasulullah SAW memberikan khotbah kepada kami pada detik-detik akhir bulan Sya'ban. Sabda beliau, 'Wahai manusia, bulan yang mulia dan penuh berkah datang menaungi kalian. Suatu bulan yang dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribubulan. Bulan yang Allah menetapkan puasa dalamnya sebagai keivajiban dan qiyamullail dalamnya sebagai kesunnaitan. Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu perbuatan baik dalamnya, dia bagaikan orang yang melakukan suatu kewajiban di bulan lain. Barangsiapa melakukan suatu kewajiban pada bulan ini maka dia sama dengan orang yang melakukan tujuh puluh kewajiban di bulan lain."

Ramadhan adalah bulan kesabaran, sementara pahala kesabaran adalah surga. Ia bulan kedermawanan (sosial) dan bulan bertambah­nya rezeki orang mukmin. Barangsiapa memberikan makanan ber­buka kepada orang yang berpuasa pada bulan ini, maka itu berarti pengampunan terhadap dosa-dosanya dan pembebasan dirinya dari neraka, ditambah ia memperoleh pahala yang serupa dengan orang yang berpuasa tanpa berkurang sedikit pun.

Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, tidak semua kita memiliki makanan berbuka untuk orang lain yang lierpuasa!" Rasulullah menjawab, "Allah memberikan pahala ini kepada siapa pun yang memberi buka dengan sebiji kurma atau seteguk air atau sehirup susu."

Dialah bulan yang permulaannya adalah rahmat, pertengah­annya ampunan, dan akhirnya merupakan pembebasan dari neraka. Barangsiapa memberikan beban yang lebih ringan kepada pundaknya pada bulan ini, makti Allah memberikan pengampunan kepadanya dan membebaskannya dari neraka.

Terpopuler