Cerita Muslim Georgia Selama Ramadhan yang Selalu Telat Berbuka

Rep: Agung Sasongko/ Red: Djibril Muhammad

Rabu 18 Jul 2012 17:07 WIB

Muslim Georgia Foto: onislam Muslim Georgia

REPUBLIKA.CO.ID, TIBLISI - Haji Tahamais tampak serius memberikan sentuhan akhir kalender Ramadhan yang tengah ia buat. Ketika selesai, kalender ini ia bagikan kepada umat Islam di seluruh Georgia.

"Bulan Ramadhan sangat istimewa bagi Muslim Georgia bahkan selama masa pendudukan Uni Soviet," papar dia, seperti dikutip Onsilam.net, Rabu (18/7). Menurutnya, Muslim Georgia sangat menantikan kedatangan Ramadhan.

Jeda sejenak dari pekerjaannya, Tahamais begitu bersemangat menceritakan aktivitas Muslim Georgia selama Ramadhan. Menurutnya, Muslim Georgia tidak pernah memiliki masalah dengan waktu sahur dan berbuka meski mereka merupakan minoritas. Yang menjadi masalah adalah, umat Islam tidak pernah mendengar panggilan adzan dan tidak mendapatkan dispensasi waktu kerja.

"Karena pekerjaan, mereka tidak berbuka di masjid. Mereka baru meramaikan masjid ketika akhir pekan tiba," ungkap dia, Ibrahim Mohammadove, pengusaha lokal, mengaku selalu terlambat sahur dan berbuka lantaran kesibukannya.

"Saya coba siasati dengan tidur lebih awal, lalu bangun untuk santap sahur dan shalat subuh. Setelah itu, saya baca Alquran, dan pergi bekerja," papar dia.

Ibrahim mengungkap ia selalu menyempatkan diri berbuka bersama dengan keluarga, kecuali ketika ada undangan buka bersama dengan kerabat atau masjid.

Terpopuler