Difabel Netra di Medan Gelar Tadarus Alquran

Rep: Issha Harruma/ Red: Agus Yulianto

Kamis 01 Jun 2017 16:38 WIB

Difabel netra membaca Alquran (Ilustrasi) Foto: Republika/Wihdan Hidayat Difabel netra membaca Alquran (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Para difabel netra di kota Medan tak mau ketinggalan berlomba-lomba beribadah di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, mereka yang tergabung dalam Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Sumut kembali menggelar pengajian atau tadarus Alquran.

Kegiatan ini digelar di kantor DPD Pertuni Sumut, Jl Sampul, Medan. Para peserta tadarus yang terdiri dari remaja hingga orang tua bergantian membaca Alquran dengan huruf braille. Mereka pun saling menyimak dan mengoreksi.

"Kami melaksanakan pengajian ini setiap Kamis, dari jam 10.00 WIB sampai jam 12.00 WIB. Di bulan puasa ini, kami ada khataman," kata Wakil Ketua DPD Pertuni Sumut Syaiful Bakti Daulay, Kamis (1/6).

Tadarus Alquran tahun ini lebih ramai dibanding tahun lalu. Di tahun kesepuluh pelaksanaannya ini, ada sekitar 60 difabel netra yang hadir mengikuti kegiatan tersebut. Mereka dibagi dalam tiga kelompok. Setiap kelompok masing-masing dituntun seorang instruktur.

Kelompok pertama yang seluruhnya merupakan ibu-ibu melaksanakan tadarus di ruang utama kantor. Untuk kelompok dua, di mushala belakang kantor. Sementara satu kelompok lagi yang diisi oleh kaum laki-laki melaksanakan pengajian di pondok di halaman belakang kantor.

Syaiful mengatakan, para jemaah tadarus Alquran tahun ini datang dari berbagai penjuru kota Medan. Selain itu, juga ada yang datang dari kabupaten Deli Serdang dan sekitarnya.

Para difabel netra ini pun bukannya tanpa kendala untuk datang ke pengajian tersebut. Salah satu hambatan yang dihadapi, yakni soal transportasi.

Mereka harus mengeluarkan biaya antara Rp 40 ribu hingga Rp 60 ribu setiap kali datang. Biaya ini dikeluarkan untuk membayar ongkos transportasi umum yang mereka gunakan.

"Berkat donatur, kami bisa mensubsidi Rp 20 ribu. Tapi kalau bantuan pemerintah belum ada. Kami berharap ada bantuan dari pemerintah," ujar Syaiful.