REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di sepuluh malam terakhir Ramadhan, umat muslim berbondong-bondong memenuhi sejumlah masjid di Jakarta. Kedatangan mereka adalah upaya 'menangkap hidup-hidup' malam Lailatul Qadar. Seperti di Masjid Istiqlal dan Masjid Sunda Kelapa Jakarta yang terpantau dipenuhi para jamaah yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Jamaah yang menyambangi dua masjid tersebut, tak hanya dari Jakarta, tapi dari kota-kota satelit, seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Sayangnya, kebanyakan jamaah berusia lanjut, sekitar 50-70 tahun. Jarang anak muda terlihat ikut beritikaf.

Rahmaniyah, Humas Ramadhan 1433 Hijriyah, Masjid Agung Sunda Kelapa mengatakan, itikaf adalah salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. "Niat berdiam diri di masjid, memfokuskan pada Allah dan melupakan segala keduniawian sementara," kata Rahmaniyah saat berbincang dengan ROL.

Ros, salah satu jamaah Masjid Sunda Kelapa mengatakan dirinya sudah mempersiapkan diri untuk beritikaf dari jauh-jauh hari. "Saya menjadi jamaah itikaf di Masjid Sunda Kelapa sudah dari awal Ramadhan," kata wanita 50 tahun itu.

Selama beberapa tahun menjalani itikaf, Ros mengaku mendapatkan ketenangan jiwa yang diberikan Allah SWT. "Itikaf itu mendapat ketenangan jiwa yang diberikan Allah. Selalu merasa dekat dengan Allah," sebut Ros. (baca: 'Seperti Ketemu Kekasih, Itikaf Bisa Bikin Ketagihan' )

Pendapat senada dilontarkan Uwo Apis, jamaah Masjid Istiqlal. Wanita 63 tahun ini mengaku sudah tiga tahun terakhir beritikaf di masjid terbesar se Asia Tenggara itu. Menurutnya dengan beritikaf ia lebih merasa dekat dengan Allah. Selama itikaf, kata Apis, saya tak lupa memohon ampunan dari Allah atas segala dosa yang pernah diperbuat.

Antusias jamaah pada itikaf Ramadhan tahun ini tak kalah hebat dari Ramadhan tahun lalu. "Sangat antusias sekali para jamaah dalam melakukan itikaf. Kelihatan sekali kalau mereka benar-benar mencari malam Lailatul Qadar," ujar Rahmaniyah.