REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Meski diklaim bahwa perbaikan jalan sudah selesai dan dalam kondisi prima, kondisi infrastrukur sejumlah jalur alternatif di kawasan Pantura Jawa Barat masih cukup rawan. Pantauan di lapangan pada Selasa (7/8), jalur alternatif menuju Cirebon atau Sumedang melalui Subang dan Cikamurang, terlihat cukup rawan digunakan saat berkendara khususnya di waktu malam hari.
Meski begitu, ternyata pemerintah dan kepolisian masih mengeklaim sejumlah jalur alternatif di jalur Pantura Jawa Barat siap dioperasikan. Padahal, dari pengamatan di lapangan, sepanjang jalur Subang-Cikamurang, jalan di kawasan tersebut memiliki kontur yang bergelombang akibat penambalan yang tidak merata.
Kondisi demikian diperparah dengan tidak adanya lampu penerangan jalan. Padahal, jalur tersebut membelah kawasan hutan Sepanjang Subang-Indramayu. Tak berlebihan, bahaya pohon tumbang juga kerap mengintai pengendara di jalur tersebut. "Banyak juga yang jatuh naik sepeda motor di daerah sini," ungkap Iwa (38 tahun), warga sekitar, Selasa (6/8).
Iwa menambahkan, situasi pada malam hari di daerah tersebut cukup gelap. Menurutnya sejumlah peristiwa pembegalan dan bajing luncat, cukup banyak terjadi di kawasan tersebut. "Memang harus selalu waspada melintas di sini, apalagi malam hari," tambahnya.
Jalur tengah Cikamurang, merupakan jalur populer sebagai pemecah kepadatan baik dari arah tol Cikampek maupun di kawasan Pantura di daerah Subang. Pasalnya, jalur tersebut mampu menjadi alternatif hingga Sumedang dan Majalengka.
Di jalur alternatif dimulai dari Pantura, para pemudik biasa mengambil jalur tengah tersebut melalui perempatan Pamanukan menuju arah Jalur Subang lalu ke Cikamurang. Di Jalur sepanjang 30 kilometer Pamanukan menuju Subang, lampu penerangan jalan serta rambu penunjuk jalan, juga masih jadi PR besar pemerintah.