REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan 1433 Hijriyah belum juga datang, tapi sejumlah pedagang pakaian mulai menyiapkan stok pakaian. Upaya itu untuk mengantisipasi kenaikan permintaan dan kendala pengiriman menghadapi Idul Fitri 1433 Hijriyah.
"Kita telah menyiapkan stok pakaian untuk dikirim ke sejumlah daerah di Indonesia sekitar sebulan sebelum Lebaran," kata pedagang grosir pakaian anak, Ines Karisa, di Pasar Pagi Mangga Dua, Jakarta Utara, Selasa (17/7).
Ines mengatakan, untuk memenuhi pemesanan pakaian anak ke luar Jawa dibutuhkan waktu pengiriman yang lebih lama.
"Antrean truk ekpedisi pengangkut barang di Pelabuhan Merak yang tidak dapat diprediksi menjadi salah satu faktor pengiriman harus dilakukan jauh-jauh hari," kata dia.
Menurutnya, jika barang yang dikirim sampai ke pemesan mendekati Lebaran maka akan mengakibatkan penurunan penjualan yang menyebabkan kerugian dari kedua belah pihak. Ines menargetkan penjualan pakaian jelang Lebaran dapat meningkat hingga 200 hingga 300 persen.
Pakaian anak dengan bahan lokal tersebut dijual dengan harga penjualan Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu per lusin. Dalam sebulan pendapatan pedagang yang telah bejualan selama 20 tahun itu sekitar Rp 400 juta hingga Rp 500 juta.
Sementara itu, pedagang pakaian impor, Pimping mengatakan telah menyiapkan stok pakaian dari tiga bulan sebelum Lebaran.
"Kami menyiapkan stok untuk mengantisipasi kenaikan permintaan jelang Lebaran," kata dia.
Ines menjelaskan, stok pakaian yang dipesan dari importir tidak menghadapi kendala dalam pengiriman karena dipesan sejak jauh hari. Pakaian impor dari Hongkong dan Bangkok itu dikirim kevsejumlah kota di Indonesia berdasarkan pesanan.
"Untuk pengiriman barang, lebih efektif menggunakan menggunakan jasa pengiriman paket yang telah menjadi langganan sehingga dapat memperkirakan tenggat waktu pengiriman," kata dia.
Selain dikirim banyak pembeli yang langsung datang ke toko untuk memilih pakaian yang diinginkan. Ia menargetkan penjualan pakaian impor jelang Lebaran mengalami kenaikan 100 hingga 200 persen dari hari biasa.
"Pada hari biasa, kiosnya dapat menjual pakaian sekitar 50-80 buah yang dijual dengan harga Rp 100ribu sampai Rp 200 ribu per pakaian," kata dia.