Dua Pelajar SMA Tewas, Foke Himbau Warga tak Lakukan ‘Sahur on the Road’

Rep: C10/ Red: Johar Arif

Senin 15 Aug 2011 14:56 WIB

Sejumlah orang membagi-bagikan makanan sahur kepada warga di pinggir jalan dalam acara 'Sahur on the Road'. Foto: Republika Sejumlah orang membagi-bagikan makanan sahur kepada warga di pinggir jalan dalam acara 'Sahur on the Road'.

REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghimbau warganya untuk tidak melakukan ‘Sahur on the Road (SOTR)’. Jika warga memaksa ingin melakukan SOTR, hendaknya dilakukan di tempat yang bermanfaat. "Saya tidak melarang, hanya menghimbau agar warga tidak usah melakukan kegiatan Sahur on the Road," ucap Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, Senin (15/8).

Menurutnya, jika ada warga yang memiliki rejeki lebih, lebih baik berbagi makanan sahur di masjid ataupun di panti asuhan. "Kalau bagi-bagi makanan sahur di jalan bisa mengganggu ketertiban umum," jelasnya. Selain itu juga, kegiatan SOTR dapat menimbulkan kerawanan, baik itu yang terkait dengan tawuran maupun kecelakaan.

Foke menyesalkan peristiwa terjadi pada dua siswa SMAN 28, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang tewas saat melakukan kegiatan SOTR. Menurutnya kejadian ini tidak perlu terjadi apabila pelajar tersebut mau melakukan SOTR dengan tertib dan tidak melakukan balap mobil serta melanggar rambu-rambu lalu lintas. "Kalau ada yang mau berjalan-jalan setelah sahur, silahkan. Asal tetap patuhi rambu-rambu yang ada," tutur Fauzi.

Lima orang siswa SMAN 28 mengalami kecelakaan fatal setelah melakukan SOTR, Sabtu (13/8) lalu. Dua orang di antaranya tewas, yakni Nur Aisah Siregar dan Astrid. Sedangkan tiga orang lainnya mengalami luka berat. Kejadian ini terjadi pukul 04.00 WIB setelah Mobil Toyota Yaris yang dikemudikan Muhammad Hadi Wibowo mengalami kecelakaan di Jalan Warung Buncit, dekat perempatan Mal Pejaten Village. Mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi ini menabrak separator busway dan juga pohon.

Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudhi Mulyanto, meminta pihak sekolah agar aktif memantau kegiatan yang dilakukan oleh siswanya. Dirinya berharap agar bulan Ramadhan ini akan lebih baik diisi dengan kegiatan yang religius dari sekedar SOTR di jalan-jalan. "Sekolah-sekolah diharapkan banyak mengadakan kegiatan pesantern kilat," usul Taufik.

Disdik DKI Jakarta akan mengecek apakah kegiatan SOTR yang dilakukan oleh pelajar tersebut dilakukan atas izin dri sekolah atau tidak. "Jika ada, maka sekolah harus bertanggung jawab," tambahnya. Namun demikian, Taufik menerima info yang mengatakan bahwa kegiatan tersebut tidak resmi dan tidak meminta izin dari sekolah. "Kumpulnya tidak di SMAN 28, malam itu saja tidak ada pelepasannya," tutur Yudhi.

Dirinya menyarankan agar warga tidak membagi-bagi makan di jalan karena dianggap tidak mendidik. Akan lebih baik mendatangi anak yatim piatu di panti asuhan karena secara insitusi itu lebih jelas. "Sahur on the Road lebaih banyak mudharat dibanding manfaatnya," tegasnya.

Terpopuler