Waspadai Pemudik Idap Malaria

Rep: Edy Setyoko/ Red: Didi Purwadi

Jumat 12 Aug 2011 08:45 WIB

Pemudik motor Foto: ant Pemudik motor

REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN - Penyebaran penyakit malaria menjadi perharian serius di Kabupaten Klaten. Khusus menghadapi musim mudik lebaran tahun ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat melakukan pengawasan ketat terhadap para pemudik dari luar kota yang berasal dari daerah endemis malaria.

Kewaspadaan terhadap pengidap penyakit malaria, menurut Kepala Dinkes Ronny Roekminto, diutamakan kepada pemudik dari luar Jawa yang mengalami demam tinggi. Demam tinggi merupakan salah satu gejala penyakit akibat gigitan nyamuk Anopheles betina.

''Pada dasarnya, kami tak membedakan pemudik dari pulau mana. Tetapi, kasus malaria banyak terjadi di luar Pulau Jawa perlu diwaspadai,” tambah Ronny Roekmito.

Ronny mengkhawatirkan kedatangan pemudik yang mengidap penyakit malaria. Ketika berada di Klaten, pengidap kemudian digigit nyamuk. Nyamuk tersebut kemasukan benih anopheles dan terus menyebarkannya ke warga yang lain. ''Jadi, pemudik pengidap malaria bisa menjadi media penyebar daerah endemi baru,'' katanya.

Selain pengawasan terhadap malaria, Dinkes Klaten juga akan menyiapkan delapan Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) sebagai pos pelayanan kesehatan kepada masyarakat, terutama pemudik. Puskesmas ini akan buka 24 jam di sepanjang jalur mudik. Diantaranya, Puskesmas Prambanan, Jogonalan, Delanggu, dan Ceper yang berada di sepanjang jalur mudik Yogyakarta-Solo, Puskesmas Majegan dan Jatinom yang berada di jalur mudik dari Klaten menuju Boyolali atau Semarang.

Dua puskesmas lainnya juga disiagakan yakni Puskesmas Bayat, dan Cawas yang berada di sepanjang jalur mudik dari Klaten menuju Kabupaten Sukoharjo. “Seluruh puskesmas ini akan mulai buka 24 jam dari H-5 hingga H+7 Lebaran,” imbuh Ronny.