Belajar Ngaji, Napi Sulap Lapas Jadi Ponpes

Red: Djibril Muhammad

Senin 08 Aug 2011 19:30 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN - Para narapidana (napi) dan tahanan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Klaten, Jawa Tengah dilatih mengaji dengan membaca kitab suci Alquran selama Ramadhan 1432 Hijriah. Kepala Sub Seksi Registrasi dan Bimbingan Kemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan Klaten, Tri Joko, di Klaten, Senin (8/8), mengatakan bahwa bimbingan religi sengaja diberikan kepada para napi dan tahanan untuk meningkatkan pengetahuan keagamaan mereka.

"Para napi dan tahanan yang beragama Islam dibimbing untuk melakukan tadarus dan belajar ilmu tajwid oleh petugas dari lapas terutama bagi mereka yang belum menguasai kedua ilmu tersebut," katanya.

Selain itu, napi ataupun tahanan yang sudah pandai membaca Alquran juga mendapat tugas mengajari rekannya di tempat itu agar mampu membaca kitab suci tersebut dan mengamalkan ajarannya. Kegiatan itu dipusatkan di Masjid Al Dzikru, tempat ibadah yang ada di tengah-tengah kompleks lapas setempat, yang dimulai sejak menjelang sore.

Suasana di tempat itu terkesan berubah seperti pondok pesantren, di mana sebagian penghuninya yang tak mau menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan khusyuk belajar agama dan berpakaian muslim. Tak tampak satupun dari mereka yang terlihat mengenakan pakaian napi dan tahanan, karena baju koko, sarung, dan peci dikenakan untuk melengkapi kekhusyukan mereka dalam belajar dan beribadah.

Ia menjelaskan, pembelajaran Alquran untuk para napi dan tahanan itu dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan kemampuan masing-masing dalam membaca huruf Arab. "Kelompok yang belum bisa membaca Alquran atau yang belum lancar membacanya disendirikan dan belajar mengaji dengan jilid terlebih dahulu. Kelompok kedua terdiri dari mereka yang sudah bisa membaca Alquran dengan kemampuan sedang, dan kelompok terakhir berisi mereka yang sudah sangat lancar membacanya," katanya.

Ia mejelaskan, kelompok yang terakhir itulah yang kemudian diberi pemahaman mengenai Ilmu Tajwid agar bekal pengetahuan agama mereka semakin bertambah dan bisa diamalkan untuk kehidupan mereka setelah keluar dari lapas.

Selain mendapat pelatihan membaca Alquran, katanya, para napi ini juga dilatih untuk bisa memberikan ceramah keagamaan dalam kuliah tujuh menit. Kegiatan itu, katanya, melatih mental mereka agar mampu berinteraksi dengan masyarakat luas secara keagamaan.