REPUBLIKA.CO.ID, BAKAUHENI – Penumpang arus balik dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung, menuju Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, berjejalan di atas kapal roll on roll off (roro). Lonjakan penumpang arus balik yang melintasi Selat Sunda kurang memperhatikan keselamatan penumpang di atas kapal.
Kondisi di atas Kapal Motor Penumpang (KMP) Jatra I, milik PT ASDP Indonesia Ferry Bakauhuni misalnya, para penumpangnya dibiarkan menumpuk di atas kapal. Penumpang kapal berjubel di tiap lantai. Terdapat 4 lantai di kapal ini.
Kapasitas kapal ini hanya untuk 400 penumpang. Namun, kenyataannya penumpang yang ada di dalam kapal hampir dua kali lipatnya, atau sekitar 800 orang. Hampir seluruh ruang terisi penumpang, mulai dari kelas ekonomi, kelas bisnis, dan kelas eksekutif.
Hanya ruang VIP yang kosong karena memang tidak diperuntukkan untuk umum, melainkan khusus untuk pejabat negara. Penumpang yang tidak dapat bangku terpaksa harus lesehan di lantai kapal.
Selembar koran bekas yang dijajakan oleh pedagang di atas kapal seharga Rp 2.000 mereka gunakan sebagai alas. Penumpang lesehan ini memenuhi hampir seluruh buritan dan lorong kapal.
Untuk berjalan di atas kapal saja sangat sulit dan harus ekstra hati-hati karena banyak penumpang yang tidur-tiduran di lorong kapal. Heriyanto, salah seorang penumpang lesehan yang diwawancarai Republika di atas KMP Jatra I, Ahad (4/9), mengaku maklum dengan kondisi yang ada.
"Kalau mudik Lebaran begini pasti selalu penuh," kata Heriyato. Namun, kata Heriyanto, yang mengkhawatirkan adalah apabila terjadi situasi darurat. "Kalau terjadi apa-apa pasti panik semua. Keselamatan sulit terjamin dengan jumlah penumpang yang melebihi kapasitas," kata Heriyanto.
Fluktuasi penumpang selama arus mudik dan balik setiap harinya, diatasi dengan jumlah kapal yang sama, yakni antara 30 sampai 31 kapal yang beroperasi. Peningkatan penumpang tidak dibarangi dengan peningkatan jumlah kapal karena keterbatasan jumlah dermaga di Pelabuhan Merak dan di Pelabuhan Bakauheni.
Meskipun, jumlah seluruh kapal yang siaga selama arus mudik dan balik sebanyak 40 kapal. Direktur SDM dan Umum ASDP Indonesia Ferry, Rudi Meiyansyah, mengatakan lonjakan penumpang arus balik bisa diatasi.
Sebanyak 570 ribu pemudik yang melintasi Selat Sunda sebelum Lebaran sudah kembali. Puncak arus balik dari Pelabuhan Bakauheni ke Pelabuhan Merak terjadi sejak Sabtu (3/9) malam hingga Ahad (4/9) pagi.
Terdapat sebanyak 108.635 penumpang dan 23.035 kendaraan yang melintasi Selat Sunda. "Sebanyak 25 persen pemudik sudah kembali, 75 persen sisanya akan kembali secara berangsur – angsur hingga H+7 Lebaran," kata Rudi.
Menurut Rudi, lonjakan penumpang dapat teratasi tanpa mengesampingkan keselamatan pemudik. "Namun, jujur kedepan akan kita perbaiki terus," kata Rudi.