'Razia' Sopir Bus, Hasilnya 34 Orang Dinyatakan Tak Layak Mengemudi

Rep: Prima Restri/ Red: cr01

Ahad 28 Aug 2011 14:37 WIB

Sebelum memberangkatkan para pemudik, para sopir bus terlebih dahulu diperiksa kesehatannya. Foto: Republika/Aditya Pradana Putra Sebelum memberangkatkan para pemudik, para sopir bus terlebih dahulu diperiksa kesehatannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sampai Sabtu (27/8) pos pelayanan kesehatan di terminal bus menyatakan 34 pengemudi tidak layak jalan. Hal ini hasil dari pemeriksaan urine pengemudi dan cek kesehatan oleh Kementerian Kesehatan sebagai upaya mengendalikan faktor resiko kecelakaan selama mudik lebaran.

Dalam pengendalian faktor resiko kecelekaan pemeriksaan meliputi tekanan darah, amfetamin, alkohol dan gula darah. Hasil rekapitulasi pos kesehatan di terminal bus mencatat lebih dari 600 supir bus telah diperiksa kesehatannya. Hasilnya, 34 supir di antaranya mengalami hipertensi berat dengan tekanan darah di atas 180 mm Hg.  Sedangkan sisanya sedang, ringan dan normal.

Untuk penggunaan alkohol dari 777 supir, tiga di antaranya kedapatan menggunakan alkohol. "Tidak ada sopir terdeteksi menggunakan amfetamin,'' ungkap Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Ahad (28/8).

Sedangkan untuk tes kadar gula dari 654 supir yang diperiksa, sebagian besar atau sebanyak 596 sopir memiliki kadar gula normal. Hipoglikemia atau di bawah normal sebanyak 24 orang dan hiperglikemia atau di atas rata-rata sebanyak 61 orang. Selain menyatakan 34 tidak layak untuk mengemudi, hasil pemeriksaan juga menyatakan 90 menyatakan layak dengan catatan. Dan hanya 657 dari 781 pengemudi yang dinyatakan layak.

Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan Kemenkes bersama dengan Kementerian Perhubungan dan Kepolisian dilaksanakan di berbagai terminal. Mencakup di DKI Jakarta di empat lokasi, Jawa Barat di empat lokasi, Banten di dua lokasi, Lampung di dua lokasi, Sumatera Selatan di satu lokasi, Jawa Tengah di dua lokasi, DIY di satu lokasi, Jawa Timur di tiga lokasi, dan Provinsi Bali di satu lokasi.

Terpopuler