REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Puasa Ramadhan memiliki dampak yang sangat besar terhadap kesehatan jasmani dan ruhani. Berbagai penelitian telah menyebutkan bahwa orang yang berpuasa memiliki kondisi kesehatan fisik lebih baik dibanding yang tidak. Salah satu penyebabnya adalah karena orang yang berpuasa memiliki keteraturan dalam pola makan.
Para pakar juga menyebut bahwa orang yang berpuasa memiliki keadaan psikologis sangat baik. Hal ini dikarenakan orang yang berpuasa dilatih agar mampu mengendalikan hawa nafsunya. Karena itu Pimpinan Askar Kauny, ustadz Bobby Herwibowo mengatakan orang berpuasa sesuai tuntunan Rasulullah SAW akan memiliki hati yang lembut dan tenang.
Karena menurutnya secara prinsip orang yang berpuasa tengah menjalankan perintah Allah. Sedang orang yang taat kepada Allah akan mendapatkan ketenangan batin. Lain halnya dengan orang yang tidak berpuasa. Menurut ustadz Bobby orang yang tak puasa berarti melawan atau bertentangan dengan perintah Allah. Sedangkan menentang perintah Allah adalah kemaksiatan atau kedurhakaan yang menyebabkan hati seseorang menjadi resah dan gelisah.
"Jadi shaum itu akan membuat hati, pikiran menjadi tenang, menjadi lembut karena kita taat kepada Allah dan karena puasa mengantarkan kita pada derajat takwa," kata ustadz Bobby Herwibowo beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut ustadz Bobby menukil akhir ayat kedua surat At Talq, waman yattaqillaha yajal lahu makhrojan (barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya). Dari petikan ayat tersebut menurut ustadz Bobby dapat dipahami bahwa Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap persoalan yang dihadapi oleh orang yang bertakwa. Sehingga dengan jalan keluar tersebut, orang yang yang bertakwa akan tenang dalam menjalani hidupnya dan hatinya akan menjadi lembut. Lebih dari itu orang yang akan mendapatkan ampunan dan pahala yang berlipat ganda.
"Jadi itu mengapa shaum mengantarkan kita pada derajat takwa. Karena takwa itu manfaatnya banyak. Melembutkan hati, membuat tenang hidup, masalah mudah, rezeki lancar, menghapuskan kesalahan, dan mendapatkan pahala yang besar," katanya.
Direktur Pusat Studi dan Konsultasi Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta yang juga pengajar di Pondok Pesantren Al Muayyad Surakarta, KH. Mustain Nashoha mengatakan salah satu fadhilah puasa adalah membuat hati menjadi lembut dan tenang.
Kiai Mustain menukil penjelasan Imam Al Mawardi dalam kitab Nukat wal Uyun menjelaskan bahwa puasa hendaknya tidak hanya menahan makan dan minum tetapi puasa hendaknya membuat seseorang melakukan perbuatan menuju ketakwaan pada Allah.
Seperti menolak syahwat, hawa nafsu, dan meninggalkan perbuatan buruk. Sementara dalam tafsir Al Kabir karya Imam Fakhru Rozi menjelaskan bahwa orang yang berpuasa syahwatnya dan hawa nafsunya berkurang sebab puasa, sehingga hati orang yang berpuasa menjadi lembut.
"Maka hendaknya puasa ini menjadi momentum orang itu melembutkan hatinya daripada kerasnya hati menjadi kan hati menjadi semakin dekat kepada Allah," katanya.
Lebih lanjut kiai Mustain mengatakan orang yang puasa akan semakin semangat melakukan ketaatan meninggalkan kemaksiatan. Orag yang berpuasa juga akan lenih mudah diterima taubatnya. Sebaliknya orang yang tidak berpuasa dan selalu melakukan kemaksiatan maka hatinya akan semakin gelap dan keras sehingga berdampak pada perilaku yang buruk. Sebagaimana pendapat Hasan Basri bahwa ketika seseorang meninggalkan ketakwaan maka dosanya akan menumpuk. Dosa itu akan menggelapkan hati dan menjadikan hati keras sehingga jauh dari Allah. Kiai Mustain mengatakan dalalm kitan Hasyiyah Al Jamal dijelaskan puasa itu semestinya menghasilkan dua zuhud. Pertama zuhud wajib yakni meninggalkan perbuatan yang diharamkan Allah. Kedua, zuhud sunah yaitu puasa hendaknya bisa melembutkan hati dan bisa melaksanakan perbuatan yang bermanfaat. Sehingga orang yang berpuasa akan memiliki fadilah yaitu lembut hatinya, baik sangka, dan tidak melakukan kejelekan.
"Maka puasa ini penghalang hati yang keras, penghalang melakukan kemaksiatan. Kalau orang ingin lembut hatinya dengan puasa, syaraktnya adalah tidak boleh berkata kotor, tak boleh menghina, menggumpat. Pusa akan menjadi melembutkan hati kalau kita meningglakan hal itu," katanya.