Cara Menjaga Amalan di Fase Kedua Ramadhan

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil

Kamis 14 Apr 2022 05:44 WIB

Cara Menjaga Amalan di Fase Kedua Ramadhan. Foto:  Umat Muslim melakukan tadarus saat hari pertama puasa bulan Ramadhan 1443 H di Masjid Raya Baiturrahmah, Denpasar, Bali. Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/YU Cara Menjaga Amalan di Fase Kedua Ramadhan. Foto: Umat Muslim melakukan tadarus saat hari pertama puasa bulan Ramadhan 1443 H di Masjid Raya Baiturrahmah, Denpasar, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Setidaknya ada beberapa aktivitas ibadah wajib dan sunnah pada bulan suci Ramadhan. Ibadah itu antara lain Puasa, Sahur, Sholat Tarawih, Nuzul Alquran dan I'tikaf yang menjadi rutinas para shoimin.

"Geliat Ramadhon pada fase 10 hari pertama sangat begitu kentara, di mana iman ummat Islam menanjak naik yang dibuktikan dengan ramainya masjid-masjid pada saat sholat tarawih," kata Pengasuh Pondok Pesantren Integrasi Quran PPIQ-368, Bandung, KH Iskandar Mirza, dihubungi Republika, Rabu (13/4).

Baca Juga

Namun, saat memasuki babak kedua, namapaknya seleksi keimanan mulai terlihat. Terjadi kemajuan pada baris jamaah di masjid-masjid, sehingga yang tadinya ada 10 shaff, maju menjadi 8 shaff begitu seterusnya sampai hitungan terkecil. 

"Kondisi ini akan semakin nampak sampai akhir Ramadhan," katanya.

Lalu bagaimana langkah-langkah mempertahankan status keimanan di fase kedua romadhan ini? 

Master Trainer di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Motivasi Spiritual Qurani (MSQ) ini menjelaskan, sebagaimana kita pahami bersama, bahwa untuk menyambut bulan suci Ramadhon saja, Rasulullah mengajarkan dua menyiapkan diri menyambut Ramadhan selama dua bulan. 

"Mulai dari bulan sya'ban sampai sya'ban. Sebagaimana doa Nabi yang artinya ;

"Yaa Allah berkahilah kami pada mulan rajab dan sya'ban, dan sampaikan kami pada bulan Ramadhan".

Doa ini kata Dosen tetap Pasca Sarjana di UNINUS Bandung, menunjukkan betapa menyiapkan mental Ramadhan ini merupakan perjuangan yang panjang, apalagi mempertahankan iman sepanjang romadhon. Tentu yang dimaksud keberkahan dalam hal ini adalah kekuatan agar mampu menjalankan amaliyah Ramadhan secara istiqomah.

"Karena itu saat rajab dan sya'ban sejogyanya kita melakukan pemanasan dengan melakukan sekurang kurangnya beberapa aktivitas romadhon, misalnya ; puasa sunnah, qiyam al lail atau sholat sunnah tahajjud, serta berlatih bershodaqoh. Karena semua ini amaliyah yang akan dilakoni selama Ramadhan," katanya.

Efek latihan ini nantinya diharapkan semakin kuat saat romadhon datang, dan inilah yang akan menjadi penentu apakah kita sampai selesai istiqomah, atau tidak?.

Untuk menjaga stabilitas keimanan kita sampai pada fase kedua Ramadhan ini, setidaknya ada bebera amaliyah yang harus senantiasa dijaga, antara lain ;

1. Menjaga kedekatan (taqorrub) diri pada ALLAH agar senantiasa dalam keadaan taat.

2. Terus menerus beristighfar, sebagai amaliyah wajib di bulan romadhon.

3. Giat mengkhatamkan al quran.

4. Bershodaqoh dan memberikan ifthor maupun ta'jil dalam kondisi lapang maupun sempit.

5. Senantiasa bermunajat (berdoa), dan bertaubat sebagai upaya meraih ampunan Allah SWT dengan munajat "Allahumma innaka 'afuwwun karimun tuhibbu al afwa, fa'fu 'anni".

6. Kuatkan hati memlafadzkan kalimah "Laahaula walaa quwwata illa billahi 'aliyyi al adzim".

"Amaliyah diatas setidaknya akan mampu memberikan kekuatan ruhiyah menghindari rasa malas beribadah, sekaligus menjadi amaliyah yang sangat dianjurkan dalam bulan Ramadhan," katanya.

KH Mirza mengatakan, pada fase kedua ini, di mana kita juga akan bertemu dengan malam nuzul Alquran (17 Romadhon) di mana sejarah mencatat turunnya Alquran dari lauh Al-mahfudz ke langit dunia, sebagaimana tertuang dalam surah al qodr.

Intisari surah tersebut sekurang-kurangnya mengarahkan kita bagaimana langkah jitu menggapai lailatul qodar. Ayat tersebut menisyaratkan nuzul Alquran sekaligus malam terbaik dari seribu bulan yang didambakan setiap insan beriman.

"Sebab itu salah satu cara menggapai malam lailatul qodar harus menggunakan tools khusus yaitu Alquran," katanya.

KH Mirza mengatakan, mengkhatamkan Alquran adalah amaliyah terbaik bagi pelakon shau. Dalam hal ini semakin sering dan semakin banyak mengkhatamkan Alquran maka semakin besar peluang meraih Lailatul Qodr.

"Semoga kita dipilih menjadi bagian dari hamba Allah yang dapat meraih kemuliaan romadhon. Ami," katanya.