Perdana, Bahrain Tembakkan Meriam Ramadhan Sejak Pandemi

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah

Rabu 13 Apr 2022 01:05 WIB

Tradisi meriam Ramadhan. Perdana, Bahrain Tembakkan Meriam Ramadhan Sejak Pandemi Foto: EPA-EFE / KHALED ELFIQI Tradisi meriam Ramadhan. Perdana, Bahrain Tembakkan Meriam Ramadhan Sejak Pandemi

REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA -- Meriam Ramadhan untuk pertama kalinya ditembakkan di depan umum di Bahrain pascapandemi Covid-19. Warga Bahrain bersorak menyambut baik kembalinya tradisi Ramadhan yang populer itu.

 

Baca Juga

Sebelummya, meriam itu hanya tergeletak dan tak tersentuh dua tahun lamanya akibat pembatasan dan larangan bergerak serta pemakaian masker. Kini tradisi lama di Timur Tengah itu kembali hidup.

Tradisi ini menandai berakhirnya puasa sehari selama bulan suci. Penembakan meriam di Bahrain merupakan pengaruh dari Arab Saudi. Tembakan meriam diadopsi sebagai tradisi modern pada 1920-an di Makkah dan Madinah.

 

Tradisi ini telah kembali disambut setelah Bahrain membatalkan banyak pembatasan Covid-19 pada 30 Maret. Sejak munculnya pandemi pada awal 2020, Bahrain telah mencatat sekitar 560.023 kasus dan 1.473 kematian.

Pada Senin, Kementerian Kesehatan negara itu mencatat 592 kasus baru dan satu kematian. "Kami senang menyaksikan tradisi ini bersama anak-anak kami dan mengajari mereka kisah di balik meriam buka puasa dan apa yang dilambangkannya bagi kami sebagai Muslim dan komunitas," kata pengunjung pameran meriam di Manama, Ahmed dilansir dari The National News, Selasa (12/4/2022).

 

"Upacara tahunan ini menyambut kami untuk merangkul tradisi ini dengan keamanan dan kemakmuran,” ujarnya.

 

Meriam ditembakkan ke area perbelanjaan tepi laut The Avenues di ibu kota dan benteng Arad dan Riffa. Bahrain juga mengumumkan skema untuk merenovasi masjid di seluruh negeri dan membangun yang baru.