Sains Jelaskan Hal yang Terjadi pada Tubuh Ketika Seseorang Berpuasa

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah

Senin 11 Apr 2022 15:11 WIB

Ilustrasi Puasa. Sains Jelaskan Hal yang Terjadi pada Tubuh Ketika Seseorang Berpuasa Foto: Republika/Mardiah Ilustrasi Puasa. Sains Jelaskan Hal yang Terjadi pada Tubuh Ketika Seseorang Berpuasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama bulan suci Ramadhan, jutaan Muslim di seluruh dunia berpuasa sebagai bagian dari praktik spiritual dan tradisional Islam. Berpuasa artinya menahan diri untuk tidak makan minum, serta tidak berperilaku asusila yang diyakini akan meningkatkan ketakwaan kepada Allah dan meningkatkan ikatan masyarakat dan keluarga.

Puasa dalam Islam ada berbagai jenisnya, seperti puasa Ramadhan, puasa sunnah Senin-Kamis, puasa Dauwd, puasa ayyamul bidh, pusa sya’ban, puasa syawal, puasa arafah, puasa tarwiyah, puasa ‘asyura, puasa nadzar, dan puasa kafarat.

Baca Juga

Namun seiring dengan dimensi spiritual Ramadhan, penelitian ilmiah telah menunjukkan berbagai manfaat kesehatan. Dilansir dari Al Arabiya, Senin (11/4/2022) terdapat beberapa manfaat puasa bagi kesehatan yang telah dibuktikan oleh sains.

Pertama, puasa intermiten sama halnya dengan puasa Ramadhan. Puasa ini dianggap dapat menyebabkan perbaikan pada obesitas, diabetes, penyakit kardiovaskular, kanker, dan gangguan neurologis.

Menurut tinjauan penelitian yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine, tidak makan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan tubuh menggunakan cadangan energi dari berbagai sumber. Karena energi biasanya diambil dari glukosa yang disimpan di hati, dan puasa intermiten mengubah metabolisme sehingga keton yang disimpan dalam lemak digunakan sebagai gantinya. Proses ini, yang dikenal sebagai ketogenesis, diketahui memiliki berbagai manfaat, termasuk menekan peradangan dan meningkatkan respons tubuh terhadap stres. 

Kedua, puasa Ramadhan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi kolesterol, dan meningkatkan penurunan berat badan, menurut tinjauan tahun 2014 dalam Journal of Research in Medical Sciences.

Ketiga, tinjauan studi yang diterbitkan antara 2009 dan 2014 juga menyebutkan, bagaimanapun, adalah umum bagi orang untuk mendapatkan kembali berat badan yang hilang selama Ramadhan setelah kembali ke kebiasaan makan normal mereka pada bulan berikutnya. Keempat, sebuah studi pada 2021 di Journal of American Heart Association menemukan puasa selama Ramadhan memiliki efek menguntungkan pada tekanan darah, berat badan, dan kadar lemak tubuh.

Ada satu penelitian pada 2003 dari European Journal of Clinical Nutrition yang mencatat beberapa efek dari puasa Ramadhan. Salah satunya masalah inheren dengan puasa selama bulan suci, adalah pasien lebih cenderung menghindari minum obat sesuai resep.

“Iritabilitas, sakit kepala, kurang tidur, dan kekurangan energi adalah efek samping puasa yang sering dilaporkan,” kata studi tersebut.

Penelitian itu juga mencatat umat Islam mengalami dehidrasi selama Ramadhan, meskipun tidak ada efek kesehatan yang merugikan yang diamati sebagai hasilnya. Meskipun banyak penelitian menunjukkan efek positif dari puasa, juga dicatat di banyak dari mereka bahwa ada sedikit bukti untuk memahami efek jangka panjang dari berpantang dari makanan dan air. Jadi sementara banyak Muslim melaporkan merasa lebih dekat dengan Tuhan selama bulan suci, studi ilmiah menunjukkan rasa kesejahteraan subjektif ini juga tercermin dalam kimia tubuh.