REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Di bulan suci Ramadhan 2022, sejumlah pakar di United Arab Emirates (UEA) mengungkapkan beberapa hal yang penting untuk diketahui para penderita diabetes, sehingga mereka dapat menjalankan ibadah puasa di bawah bimbingan medis yang tepat.
Spesialis endokrinologi di Rumah Sakit RAK, Dr Hala Youssef Hamdy mengatakan, semua penderita diabetes yang berencana untuk berpuasa selama bulan ini harus mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan menjalankan puasa di bawah bimbingan ahli endokrin mereka.
Dia menjelaskan, kemungkinan bagi banyak penderita diabetes untuk berpuasa tergantung pada kadar HbA1c mereka yang mudah ditentukan dengan tes darah sederhana.
Menurut dia, HbA1c atau hemoglobin glikosilasi merupakan indikator kadar gula darah seseorang selama tiga bulan. Protein hemoglobin dalam sel darah merah bergabung dengan molekul glukosa dan berubah menjadi hemoglobin glikosilasi.
“Pada non-diabetes, pembacaan HbA1c adalah antara 5,2 dan 5,5, sekitar 5,5 dan 6 pada pra-diabetes dan dalam kasus penderita diabetes, pembacaan HbA1c dapat berupa apa saja mulai dari 6 hingga 14,” ujar dia dikutip dari gulfnews, Ahad (10/4).
Sementara itu, konsultan endokrinologis dan ahli diabetes dari Prime Health Care Group, Dr Ali Al Diabbiat mengatakan, memeriksa HbA1c sangat penting karena semakin tinggi kadar HbA1c, maka semakin buruk kontrol gula darah.
Maka, menurut dia, sesuai pedoman dari International Diabetic Federation (IDF), mereka yang menderita diabetes ketergantungan insulin yang sangat parah tidak disarankan untuk berpuasa.
“Ini adalah orang-orang dengan HbA1c lebih tinggi dari 8,5. Pasien-pasien ini perlu diperiksa kadar gula darahnya sebelum makan dan mereka biasanya bergantung pada suntikan insulin,” ucap Ali.
Dia menambahkan, puasa berjam-jam dapat mengakibatkan hipoglikemia (gula rendah dalam darah dan bisa berakibat fatal) atau hiperglikemia (kadar gula darah tinggi yang juga dapat menyebabkan koma diabetes).
“Hanya pasien yang memiliki kontrol gula darah yang baik dengan pil, dan memiliki kadar HbA1c antara 6,5 hingga 8,5 yang dapat menjalankan puasa di bawah pengawasan dokter mereka,” kata Ali.