Keistimewaan Sahur yang Perlu Diketahui

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko

Kamis 07 Apr 2022 14:00 WIB

Anak-anak menikmati makanan mereka saat sahur (ilustrasi). Foto: AP Photo/Giovanna Dell'Orto Anak-anak menikmati makanan mereka saat sahur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap Muslim yang hendak melaksanakan ibadah puasa disunahkan untuk bersahur terlebih dulu. Sebab sahur bukan sekedar makan dan minum semata sehingga seseorang dapat kuat menjalankan ibadah puasa. Tetapi waktu sahur ternyata memiliki keutamaan. 

Dewan pakar Pusat Studi Alquran (PSQ) KH. Muhammad Arifin mengatakan sahur berasal dari kata assahr atau waktu sepertiga malam, atau memiliki akar kata yang sama dengan sahrun atau sihir yang sejatinya bermakna pekerjaan yang tidak terlihat prosesnya. Menurut kiai Arifin tidak mudah bagi seseorang terlebih pada masa lalu melakukan sesuatu  pada waktu sepertiga malam sebab tidak terlihat karena gelap. 

Baca Juga

Akan tetapi waktu sahur menjadi waktu yang sangat istimewa. Sebab menurut kiai Arifin pada waktu yang tersebut Allah menurunkan rahmat dan ampunan bagi hambanya. Allah akan mengabulkan setiap doa hamba yang memohon pada waktu tersebut. Allah juga akan memberikan ampunan kepada orang yang beristighfar di waktu tersebut. Maka orang yang berpuasa disunahkan untuk sahur dengan makan dan minum. 

"Mengapa penting, karena makan sahur itu kebiasaan Rasulullah saat berpuasa. Beliau mengatakan sahur itu disebut makan yang penuh berkah, maka jangan tinggalkan sahur walaupun hanya berupa seteguk air saja," kata kiai Arifin dalam kajian Ramadhan di Masjid Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran beberapa hari lalu. 

Maka dari kendati seseorang merasa masih kenyang, seseorang yang berpuasa tetap dianjurkan untuk bersahur. Sebab kiai Arifin mengatakan dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa Allah menurunkan rahmatNya pada orang-orang yang bersahur. Begitupun para malaikat memohon pada Allah agar orang-orang yang sahur mendapatkan keberkahan.  

Lebih lanjut kiai Arifin mengatakan berdasarkan hadits yang diriwayatkan Aisyah dapat diketahui bahwa nabi Muhammad SAW melakukan sahur diakhir waktu. Meski begitu menurut kiai Arifin masih terdapat jeda antara selesai sahur dan kumandang azan Subuh.

Dalam hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik disebutkan bahwa jeda Rasulullah berhenti sahur dengan subuh itu kira-kira sepanjang waktu membaca lima puluh ayat Alquran. Kiai Arifin mengatakan para ulama pun menyebut waktu tersebut dengan Imsak. Hikmahnya agar memberikan kelonggaran bagi seseorang yang telah bersahur sehingga dapat mempersiapkan segala sesuatunya sebelum memasuki waktu subuh.