REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. 2:183)
Bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh berkah, telah tiba di kalangan umat Muslim. Sangat penting untuk menyadari bagaimana secara fisiologis mempersiapkan tubuh kita dan diet kita sehari-hari selama bulan puasa untuk meningkatkan aktivitas organ kita dan proses internalnya.
Untuk mengatasi topik penting ini, seorang apoteker, spesialis nutrisi dan konsultan kesehatan alami Amira Ayad memberikan jawaban atas semua permasalahan Anda, seperti dilansir di About Islam.
Saya menderita diabetes tipe II, bagaimana saya berpuasa Ramadhan?
Faktor terpenting pada diabetes tipe II adalah dalam mengontrol kadar gula darah. Saya tidak yakin tentang dosis dan waktu pengobatan Anda, tetapi, seperti kebanyakan pasien diabetes tipe II, Anda minum obat sekali atau dua kali sehari. Dalam hal ini, tidak masalah untuk menggeser waktu minum obat menjadi waktu sahur dan buka puasa.
Jika Anda minum obat lebih dari dua kali sehari atau Anda menderita komplikasi lain, silakan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menjalani perubahan apa pun.
Kedua, Anda harus mementingkan asupan karbohidrat Anda pada apa yang kita sebut makanan indeks glikemik rendah. Ini merupakan karbohidrat yang secara perlahan melepaskan glukosa dalam darah seperti gandum utuh, barley, beras merah, kacang-kacangan dan polong-polongan.
Hindari gula sederhana dan karbohidrat olahan seperti tepung putih, sirup yang menyebabkan peningkatan cepat BSL dan menghentikan tekanan pada pankreas. Makan banyak sayuran hijau segar, beri dan tambahkan kayu manis ke makanan penutup.
Sebanyak satu-dua sendok teh kayu manis sehari terbukti membantu menyeimbangkan BSL. Konsumsilah protein dalam jumlah yang cukup setiap kali makan (20-30 persen) dari rencana diet Anda.
Bisa bergantian antara sumber nabati (seperti kacang polong, kacang-kacangan, dan kacang-kacangan), daging unggas dan ikan. Pastikan diet Anda mengandung banyak serat karena diketahui dapat menstabilkan dan menyeimbangkan BSL Anda.
Makanan lain yang membantu menstabilkan BSL termasuk beri, ragi bir (sumber vitamin B yang bagus), susu terutama keju, kuning telur, ikan, bawang putih, rumput laut, kacang-kacangan, dan sayuran (bukan sayuran akar atau bertepung).
Terakhir, selalu sediakan sesuatu yang mani, dan jika setiap saat tertentu Anda merasakan tanda-tanda hipoglikemia (kadar gula darah rendah) seperti pusing, sakit kepala, pingsan, mual, jangan ragu untuk berbuka karena tubuh mengirim Anda sinyal peringatan.
Haruskah mengurangi latihan dan aktivitas selama bulan Ramadhan di siang hari musim panas untuk menghindari dehidrasi?
Hal ini adalah merupakan kebutuhan pribadi. Banyak orang tahan haus maupun dehidrasi meskipun telah bekerja keras seharian, sementara yang lain tidak. Yang paling penting adalah mengetahui tubuh Anda.
Tentu saja hindari terlalu banyak tenaga dan terlalu banyak terpapar sinar matahari dan panas, tetapi, secara umum, sebagian besar individu yang sehat tidak memerlukan pertimbangan khusus selama puasa. Pastikan mendapatkan cukup air, jus, dan teh herbal selama berbuka puasa dan sahur dan hindari minuman yang menyebabkan dehidrasi seperti kopi dan teh.
Apakah saya harus mengurangi jumlah makanan agar tidak merasa lapar selama puasa?
Hal yang paling penting adalah fokus pada kualitas makanan untuk memastikan Anda mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan dari makanan. Anda tidak boleh membuat diri Anda kelaparan, merasa lapar atau kekurangan, jika tidak, ini berarti tubuh Anda tidak mendapatkan kebutuhan nutrisi yang lengkap.
https://aboutislam.net/muslim-issues/science-muslim-issues/preparing-body-ramadan/