REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, tak menampik masyarakat yang diperbolehkan berbuka puasa di dalam kendaraan umum MRT-KRL. Dirinya mendukung rencana tersebut, meski mengimbau agar dilakukan secara tertib dan bersih.
“Bagi yang buka puasa, kan sudah diperbolehkan di kereta, namun tetap jaga protokol kesehatan dan kebersihan,” kata Riza kepada awak media.
Menyambut ibadah Ramadhan 2022 ini, MRT Jakarta memperbolehkan penumpang berbuka puasa di dalam gerbong. Namun demikian, kata pernyataannya, MRT hanya membatasi waktu buka puasa dalam gerbong sekitar 10 menit.
Tak hanya itu, pembatasan buka puasa di MRT juga berlaku untuk jenis makanan yang diperbolehkan. “Makanan minuman yang diperbolehkan hanya kurma dan air mineral serta makanan kecil dan sejenisnya,” jelas akun resmi MRT Jakarta di akun Instagram-nya.
Sedangkan yang tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi dalam kereta adalah teh, sirup, soda atau makanan berat. Dijelaskan, hal itu dilakukan guna menjaga kenyamanan dan keamanan bersama dalam kereta.
“Masker dapat dibuka sementara waktu saat berbuka, dan digunakan kembali setelah selesai makan dan minum,” jelasnya.
Hal serupa juga dilakukan KRL. VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba, mengatakan, selama bulan Ramadhan operasional perjalanan KRL masih berjalan normal, walaupun diakuinya, kapasitas penumpang masih dibatasi 60 persen. Dia mengatakan, dalam operasionalnya, penumpang yang berpuasa akan diperbolehkan buka puasa selama waktu tertentu saat di perjalanan.
“Selama Bulan Ramadan, petugas di dalam perjalanan KRL akan menginformasikan waktu untuk berbuka puasa. KAI Commuter juga memperbolehkan para pengguna untuk membatalkan puasanya hingga satu jam setelah waktu berbuka puasa saat berada di dalam perjalanan KRL,” kata Anne dalam keterangannya, dikutip Ahad (3/4).
Meski demikian, dia melanjutkan, agar para penumpang bisa tetap disiplin menjaga protokol kesehatan dan kebersihan serta kenyamanan saat melakukan buka puasa dalam gerbong. Anne meminta, para penumpang agar tidak membuang sampah sembarangan. “Kami imbau saat membatalkan puasa dengan minuman dan makanan ringan secukupnya,” tuturnya.
Lebih jauh, kata dia, petugas KRL juga akan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat khususnya saat waktu berbuka puasa di dalam perjalanan KRL. KAI Commuter dalam perjalanannya juga menyarankan pada para penumpang untuk menghindari pemberangkatan di jam-jam sibuk pagi dan sore hari.