REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sebanyak 19 lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang dikoordinasikan oleh Disaster and Emergency Management Authority (AFAD) menyiapkan 58 truk dengan 960 ton bahan makanan untuk warga Lebanon. Pengiriman bantuan ini diberangkatkan dari wilayah Mediterania Turki di pelabuhan Mersin pada Jumat (1/4/2022).
Kapal Turki yang berisi bantuan kemanusiaan tersebut tiba di Lebanon pada Sabtu (2/4/2022). Bantuan itu diterima dalam upacara yang dihadiri oleh Duta Besar Turki Ali Barış Ulusoy, kepala Komite Bantuan Tinggi Lebanon Mayjen Muhammad al-Khayr, manajer Pelabuhan Tripoli Ahmet Tamir, dan perwakilan AFAD dan LSM Turki.
"Pada hari yang bermakna dan istimewa ini, yang bertepatan dengan awal bulan Ramadhan yang penuh berkah, saya sangat senang berada di sini untuk ketiga kalinya dalam dua pekan terakhir, di Pelabuhan Tripoli," kata Ulusoy saat berbicara di acara tersebut, dilansir Daily Sabah, Ahad (3/4/2022).
Ulusoy mengatakan, Turki tidak akan membiarkan saudara-saudaranya di Lebanon berjuang sendiri di masa-masa sulit. Selain itu, sebanyak 524 ton bantuan makanan telah dikirim ke badan keamanan Lebanon di tempat yang sama pada pekan lalu. Sedangkan 80 ton makanan dan bantuan lainnya telah dikirim ke Angkatan Bersenjata Lebanon di Pelabuhan Beirut pada Jumat (1/4/2022).
Wakil Menteri Dalam Negeri Turki Ismail Atakli menyampaikan Turki telah mengulurkan tangan untuk membantu komunitas yang tertindas sepanjang sejarah. Dia menekankan, sekarang adalah tugas Turki untuk membantu Lebanon di tengah krisis ekonominya. Dia mengatakan, Turki telah mengirim dua kapal ke Lebanon, termasuk 33 truk, dan dengan pengiriman hari ini, akan mengirim hampir 1.500 ton bantuan vital.
Kepala Badan Darurat Turki Yunus Sezer menuturkan ini kesempatan untuk menyampaikan belas kasih dan kebaikan bangsa Turki kepada mereka yang membutuhkan. Pengiriman bantuan yang dikirim oleh Angkatan Bersenjata Turki (TSK) juga tiba di pelabuhan Beirut pada Kamis lalu sebagai hadiah kepada militer Lebanon.
Turki akan terus mengirimkan bantuan kepada tentara Lebanon dan pasukan keamanan dalam beberapa hari mendatang sesuai dengan instruksi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Paket bantuan terbaru datang beberapa hari setelah AFAD mengirim 524 ton bantuan makanan ke pasukan keamanan Lebanon.
Pada 2015, Ankara memasukkan Beirut dalam Program Bantuan Militer Asing Turki. Sejak akhir 2019, Lebanon telah bergulat dengan krisis ekonomi yang parah, termasuk depresiasi mata uang besar-besaran serta kekurangan bahan bakar dan medis.
Mata uang Lebanon telah kehilangan 90 persen nilainya. Ini mengikis kemampuan orang untuk mengakses barang-barang dasar, termasuk makanan, air, perawatan kesehatan dan pendidikan, sementara pemadaman listrik yang meluas sering terjadi karena kekurangan bahan bakar. Hampir 80 persen penduduk Lebanon sekarang hidup di bawah garis kemiskinan dengan 36 persen dalam kemiskinan ekstrem.