Mengapa Kurma Disukai Saat Ramadhan

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Agung Sasongko

Sabtu 26 Mar 2022 06:13 WIB

Pedagang kurma melayani pembeli di salah satu stan di kawasan wisata religi makam dan masjid Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (16/4/2021). Menurut pedagang, penjualan kurma yang dibanderol mulai harga Rp20.0000 hingga Rp650.000 per kilogram tergantung jenisnya tersebut meningkat hingga dua kali lipat dibanding hari biasanya. Foto: Antara/Moch Asim Pedagang kurma melayani pembeli di salah satu stan di kawasan wisata religi makam dan masjid Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (16/4/2021). Menurut pedagang, penjualan kurma yang dibanderol mulai harga Rp20.0000 hingga Rp650.000 per kilogram tergantung jenisnya tersebut meningkat hingga dua kali lipat dibanding hari biasanya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan, bulan kesembilan Islam merupakan bulan untuk refleksi diri dan bulan untuk berpuasa. Puasa Ramadhan dimulai sejak terbit fajat hingga terbenam matahari.

Kalender Islam berisi lebih sedikit hari daripada kalender matahari, Ramadhan dimulai pada hari yang berbeda setiap tahun.  Tahun ini, Sabtu, (2/4) menandai awal Ramadhan 2022, dan bulan suci berakhir pada Senin, (2/5/2022).

Baca Juga

Muslim percaya bahwa Nabi Muhammad menerima wahyu dalam bentuk Al-Qur'an, kitab suci bagi umat Islam, selama Ramadhan. Oleh karena itu, para pengamat harus menahan diri dari makan, minum, merokok, dan segala perilaku asusila dari matahari hingga matahari terbenam selama sebulan penuh. 

Salah satu makanan khas Ramadhan adalah kurma. Muslim Aid mencatat bahwa kurma dikatakan sebagai salah satu makanan favorit  Nabi Muhammad dan telah menjadi pilihan muslim untuk berbuka puasa selama Ramadhan dan sepanjang tahun.

Kurma sebagai makanan sederhana dianggap oleh banyak Muslim sebagai bagian dari makanan nabi yang diberkahi, dikonsumsi sepanjang tahun, tetapi terutama selama Ramadhan sebagai Sunnah, yang merupakan adopsi praktik dan cara hidup Nabi Muhammad. Sebagaimana nabi menikmati berbuka puasa dengan kurma, begitu juga banyak muslim. Mungkin ada alasan tambahan mengapa buah manis populer selama Ramadhan.

Setelah seharian tidak makan dan minum selama Ramadhan,  umat Islam  yang menjalankan bulan suci berbuka puasa dengan makanan yang disebut ifthar. Makanan ini secara tradisional menampilkan kurma, buah yang disukai oleh Nabi Muhammad dan disebutkan dalam Al qur'an beberapa kali. Selain hubungannya dengan agama Islam, kurma memiliki nilai gizi yang menjadikannya makanan yang ideal untuk dimakan saat perut kosong.

Saat berpuasa, kadar gula darah turun, sakit kepala muncul, dan energi berkurang. Kurma tinggi gula dan mudah dicerna, menjadikannya buah yang ideal untuk tubuh yang terkuras untuk mendapatkan dorongan energi yang cepat. Kurma  memiliki 40 jenis juga mengandung banyak serat , magnesium, potasium, dan zat besi yang memberikan nutrisi penting dan sangat mengenyangkan. 

Dari sekian banyak jenis kurma yang menghiasi meja berbuka puasa,  kurma Ajwa sering disukai karena teksturnya yang lembut dan melimpah di Timur Tengah