Mengapa Kurma Disukai Saat Ramadhan

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Agung Sasongko

Jumat 25 Mar 2022 05:15 WIB

Diar (40) menunjukan makanan kurma di gerai oleh-oleh haji umroh di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat (11/6). Pada musim haji sejumlah pedagang mengaku mengalami penurunan omset mencapai 80 persen seiring dengan kebijakan pemerintah terkait pembatalan ibadah Haji tahun 2021 akibat pandemi Covid-19. Sebelum pandemi covid-19 menyebar di Indonesia, pada saat musim haji, pedagang mampu menjualn sebanyak 500 paket oleh-oleh haji namun kini hanya menjual untuk makanan sehari-hari. Republika/Thoudy Badai Foto: Republika/Thoudy Badai Diar (40) menunjukan makanan kurma di gerai oleh-oleh haji umroh di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat (11/6). Pada musim haji sejumlah pedagang mengaku mengalami penurunan omset mencapai 80 persen seiring dengan kebijakan pemerintah terkait pembatalan ibadah Haji tahun 2021 akibat pandemi Covid-19. Sebelum pandemi covid-19 menyebar di Indonesia, pada saat musim haji, pedagang mampu menjualn sebanyak 500 paket oleh-oleh haji namun kini hanya menjual untuk makanan sehari-hari. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan, bulan kesembilan Islam merupakan bulan untuk refleksi diri dan bulan untuk berpuasa. Puasa Ramadhan dimulai sejak terbit fajat hingga terbenam matahari.

Kalender Islam berisi lebih sedikit hari daripada kalender matahari, Ramadhan dimulai pada hari yang berbeda setiap tahun.  Tahun ini, Sabtu, (2/4) menandai awal Ramadhan 2022, dan bulan suci berakhir pada Senin, (2/5).

 

Muslim percaya bahwa Nabi Muhammad menerima wahyu dalam bentuk Al-Qur'an, kitab suci bagi umat Islam, selama Ramadhan. Oleh karena itu, para pengamat harus menahan diri dari makan, minum, merokok, dan segala perilaku asusila dari matahari hingga matahari terbenam selama sebulan penuh. 

 

Salah satu makaman khas Ramadhan adalah kurma. Muslim Aid mencatat bahwa kurma dikatakan sebagai salah satu makanan favorit  Nabi Muhammad dan telah menjadi pilihan muslim untuk berbuka puasa selama Ramadhan dan sepanjang tahun.

 

Kurma sebagai makanan sederhana dianggap oleh banyak Muslim sebagai bagian dari makanan nabi yang diberkahi, dikonsumsi sepanjang tahun, tetapi terutama selama Ramadhan sebagai Sunnah, yang merupakan adopsi praktik dan cara hidup Nabi Muhammad. Sebagaimana nabi menikmati berbuka puasa dengan kurma, begitu juga banyak muslim. Mungkin ada alasan tambahan mengapa buah manis populer selama Ramadhan.

 

Setelah seharian tidak makan dan minum selama Ramadhan,  umat Islam  yang menjalankan bulan suci berbuka puasa dengan makanan yang disebut ifthar. Makanan ini secara tradisional menampilkan kurma, buah yang disukai oleh Nabi Muhammad dan disebutkan dalam Al qur'an beberapa kali. Selain hubungannya dengan agama Islam, kurma memiliki nilai gizi yang menjadikannya makanan yang ideal untuk dimakan saat perut kosong.

 

Saat berpuasa, kadar gula darah turun, sakit kepala muncul, dan energi berkurang. Kurma tinggi gula dan mudah dicerna, menjadikannya buah yang ideal untuk tubuh yang terkuras untuk mendapatkan dorongan energi yang cepat. Kurma  memiliki 40 jenis juga mengandung banyak serat , magnesium, potasium, dan zat besi yang memberikan nutrisi penting dan sangat mengenyangkan. 

 

Dari sekian banyak jenis kurma yang menghiasi meja berbuka puasa,  kurma Ajwa sering disukai karena teksturnya yang lembut dan melimpah di Timur Tengah.n Ratna Ajeng Tejomukti