Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Suci Ramadhan

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah

Jumat 01 Apr 2022 16:05 WIB

Ilustrasi Ramadhan. Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Suci Ramadhan Foto: dok. Republika Ilustrasi Ramadhan. Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Suci Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan dikenal sebagai bulan penuh ampunan dan berkah yang sangat dinanti-nanti umat Islam di seluruh dunia. Bulan suci ini memiliki banyak keistimewaan, di antaranya rahmat dari Allah akan turun, akan ada ampunan dari Allah, dan Muslim yang beriman serta bertakwa dalam melaksanakan ibadah puasa akan dibebaskan dari api neraka.

Pakar ilmu tafsir dan hukum Islam Prof KH Ahsin Sakho Muhammad mengatakan, ada hadist yang menjelaskan sepuluh hari pertama bulan Ramadhan, rahmat dari Allah akan turun. Di sepuluh hari kedua Ramadhan akan turun ampunan dari Allah. Di sepuluh hari ketiga, Allah membebaskan dari siksa api neraka.

Baca Juga

"Memang haditsnya tidak begitu sahih, tapi orang yang menjalankan puasa Ramadhan memang mendapatkan rahmah, magfirah (ampunan), kalau bagus ibadah puasanya akan diselamatkan dari siksaan api neraka," kata Kiai Ahsin kepada Republika, Senin (14/3/2022).

Pengasuh Pondok Pesantren Dar Al-Qur'an Kebon Baru Arjawinangun di Cirebon ini mengatakan, orang yang bisa melaksanakan puasa Ramadhan pada tahun ini, kemudian bisa puasa lagi di Ramadhan mendatang. Maka dosa-dosa yang ada di antara dua Ramadhan itu akan dihapuskan oleh Allah SWT.

Kiai Ahsin mengatakan, jadi hadist ini walau dhaif tapi maknanya orang yang berpuasa Ramadhan penuh dengan rahmat dari Allah SWT, Insya Allah begitu keluar dari Ramadhan sudah seperti kaca yang sudah bersih lagi, meski sebelumnya penuh dengan kotoran.

"Sehingga dia (Muslim yang berpuasa) seperti sedia kala (bersih lagi), itu kalau puasanya berkualitas, jangan sampai tercoreng, kalau tercoreng ibadah puasanya tentu nilainya akan dikurangi," ujarnya.

Ia menegaskan, yang penting bagi seorang hamba kalau sudah berpuasa, lakukan dengan ikhlas karena Allah. Puasa jangan menjadi beban, sebaliknya puasa harus dijadikan satu kebutuhan manusia.