Perajin Tembaga Boyolali Banjir Pesanan Ornamen Masjid Jelang Ramadhan

Red: Ani Nursalikah

Selasa 15 Mar 2022 09:50 WIB

Pekerja menggarap pembuatan kubah masjid. Ilustrasi. Perajin Tembaga Boyolali Banjir Pesanan Ornamen Masjid Jelang Ramadhan Foto: Prayogi/Republika. Pekerja menggarap pembuatan kubah masjid. Ilustrasi. Perajin Tembaga Boyolali Banjir Pesanan Ornamen Masjid Jelang Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Sejumlah perajin tembaga dan kuningan di Dukuh Tumang Desa/Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah kebanjiran pesanan dari berbagai daerah di Indonesia menjelang Ramadhan.

Salah satu perajin tembaga di Tumang, Cepogo Boyolali Sidik Murdoko (45 tahun) mengatakan Ramadhan 1443 Hijriyah ini mendatangkan berkah karena ada peningkatan pesanan berbagai macam ornamen masjid. Sidik mengaku mendapat pesanan ornamen masjid, lampu replika Masjid Nabawi, pintu, dan kubah.

Baca Juga

"Meningkatnya tambahan permintaan kerajinan tembaga produksi asal Tumang Boyolali itu, kemungkinan karena berkah Ramadhan," katanya, Senin (14/3/2022).

Pesanan tersebut berasal dari Magetan, Jawa Timur dan Aceh dengan masa pengerjaan waktu sekitar 2,5 bulan. Dirinya dibantu 11 pekerja untuk menyelesaikan pesanan.

Dia mengatakan permintaan pasar sempat berkurang karena adanya pandemi, tetapi menjelang bulan suci Ramadhan, khusus untuk ornamen masjid, terdapat peningkatan. Biasanya ada satu hingga dua pesanan, tetapi saat ini ada belasan pesanan.

Berdasarkan bahan baku yang didatangkan dari Surabaya, harga setiap ornamen bervariasi. Untuk pintu, dia mematok harga Rp 89 juta per unit, replika lampu ditawarkan Rp 96 juta per unit, kubah ukuran diameter dua meter senilai Rp 23 juta per unit, dan kubah ukuran diameter 1,5 meter seharga Rp 21 juta.

Kepala Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo Mawardi mengungkapkan Tumang sudah lama dikenal sebagai penghasil kerajinan berbahan dasar tembaga dan kuningan yang bervariasi dan tahan lama. Mawardi mengatakan semenjak pandemi Covid-19 merebak, para perajin mengalami penurunan pesanan.

Namun kini, menjelang Ramadhan sudah ada peningkatan pesanan sekitar 50 persen. "Perajin tembaga permintaan pasar pada awal 2022 itu, sudah mulai bagus ada kenaikan sekitar 50 persen dari pada saat awal-awal pandemi. Jadi sekarang untuk orderan sudah ada, geliat masyarakat sudah mulai jalan," katanya.

Menurut dia, dari 2.000 perajin tembaga di Tumang Boyolali, terdapat 200 orang yang mampu membuka ruang pamer dan menghidupi serta memutar roda perekonomian. Sebanyak 50 persen dari total penduduk Kecamatan Cepogo yang mencapai 9.000 jiwa ini, memilih kerajinan tembaga sebagai sumber penghasilan.

Terlebih, kerajinan tembaga Tumang di Dusun Tumang, Cepogo telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). "Hal ini, artinya, perlu upaya perlindungan, pengembangan, pembinaan dan pemanfaatan seni kriya logam Tumang," katanya.