REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pada 13 Mei 2021 genap umat Islam melakukan puasa dan bersiap melaksanakan ibadah sholat Idul Fitri (salat Id). Dra Hj Udji Asiyah menuturkan kata Id berdasar dari akar kata "adaa-yauudu yang artinya kembali, sedangkan kata Fitri yang berarti suci bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan.
"Jadi Idul Fitri bisa berarti kembali pada keadaan suci atau keterbebasan dari segala dosa dan noda sehingga berada dalam kesucian (fitrah)," katanya.
Hal ini kata Hj Udji sebagaimana hadis Rsulullah sari Abu Hurairah ra bahwa bayi dilahirkan dalam kondisi bersih suci dari dosa putih. "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah." (H.R. Bukhari).
Kaitan dengan masalah Fitrah dijelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Inilah fitrah manusia sebagaimana dalam surah ar-Ruum ayat 30 yang artinya.
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
Bagi umat Islam yang telah lulus melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan akan diampuni dosanya. Hal ini sesuai hadis rasulullah Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang menegakkan Ramadhan dengan iman dan ihtisab Allah telah mengampuni dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).
Idul Fitri merupakan puncak dari pelaksanaan ibadah puasa, memiliki makna yang terkait erat dengan tujuan dari kewajiban berpuasa yakni menjadi manusia yang bertaqwa. Merayakan Idul Fitri merupakan perayaan tahunan yang sifatnya syari dalam artian bahwa eksistensinya memang ditetapkan oleh syariat.
"Karena itu, dalam merayakan Idul Fitri, meningkatkan ketakwaan harus mendapatkan perhatian yang lebih," katanya.
Sebagaimana pepatah Arab yang patut jadi renungan. "Hari raya bukanlah milik orang yang berpakaian baru akan tetapi hari raya adalah milik orang yang ketakwaannya bertambah dan kian jauh dari kemaksiatan."