REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah satu bulan berpuasa, umat islam akan berjumpa dengan Hari Raya Idul Fitri. Dan seperti apa waktu dan tempat dilaksanakannya sholat Hari Raya?
Dikutip dari e-book Panduan Lengkap Shalat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha dari Ustaz lulusan Universitas Islam Madinah, Dr. Firanda Andirja, Lc. MA. disebutkan, para ulama mengatakan bahwa waktunya dimulai dari terbitnya matahari sampai matahari tergelincir, berkata An-Nawawi:
ووقتهإ مإ بين طلوع الشمس ا لى ان تزول والأفضل ان يؤخرهإ حتى ترتفع الشمس قيد رمح
"Waktu sholat ied adalah antara terbitnya matahari sampai tergelincir, dan yang lebih utama adalah mengakhirkannya hingga matahari meninggi setinggi tombak" (Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab).
Dan disunnahkan mengakhirkan shalat idul fitri dan menyegerakan shalat idul adha, berkata Ibnu Qudamah:
يسن تقديم الأضحى ليتسع وقت التضحية، وتأخير الفطر ليتسع وقت إخراج صدقة الفطر، وهذا مذهب الشافعي، ولا أعلم فيه خلافًا
"Disunnahkan untuk menyegerakan shalat idul adha agar waktu menyembelih lebih luas, dan disunnahkan mengakhirkan shalat idul fithri untuk meluangkan waktu pengeluaran zakat fitroh. Dan ini adalah madzhab syafi’i dan aku tidak mengetahui ada khilaf di dalamnya" (Al-Mughni).
Sementara tempat dilaksanakannya shalat disunnahkan melaksanakan shalat ied di tempat yang lapang, hal ini sebagaimana yang diriwayatakan oleh Abu Sa’id al-Khudri:
"Rasulullah ﷺ keluar pada hari raya idul fithri dan idul adha ke tempat sholat" (HR Bukhari dan Muslim). Kecuali ada uzur, maka lebih baik dikerjakan di masjid, dan pelaksanaan di tanah lapang ini dikatakan sebagai ijma.