Waspada Makan Berlebihan Saat Lebaran, Ini Bahayanya

Rep: Dessy Susilawati/ Red: Muhammad Hafil

Jumat 07 May 2021 01:28 WIB

Waspada Makan Berlebihan Saat Lebaran, Ini Bahayanya. Foto: Ketupat dan opor ayam, hidangan khas Lebaran. Foto: dok Republika Waspada Makan Berlebihan Saat Lebaran, Ini Bahayanya. Foto: Ketupat dan opor ayam, hidangan khas Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sebentar lagi masyarakat muslim akan menyambut hari raya idul fitri atau lebih sering disebut dengan hari lebaran. Hari lebaran pada beberapa orang sering dijadikan sebagai ajang ‘balas dendam’ makan setelah satu bulan berpuasa. Padahal konsumsi makanan yang berlebihan ini sangat berisiko untuk mengalami gangguan kardiovaskuler, seperti hipertensi, stroke, atau penyakit jantung.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUI, dr. Muhammad Hafiz Aini, Sp.PD menjelaskan sekitar 1 miliar orang di dunia memiliki hipertensi, sebanyak dua pertiganya ada di negara-negara berkembang. Dari 25,8 persen orang dengan hipertensi hanya sepertiganya yang terdiagnosis. Faktor risiko hipertensi ada dua macam yaitu faktor yang tidak dapat diubah (usia, jenis kelamin, genetik) dan faktor yang dapat diubah (terkait gaya hidup seperti kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat yang tinggi natrium/garam, obesitas, stres, dan merokok).

Baca Juga

Terkait batas aman tekanan darah, dokter Hafiz mengatakan tekanan darah normal jika nilai sistol kurang dari 120 dan diastol kurang dari 80. Seseorang dengan tekanan sistol lebih dari 140 dan diastol lebih dari 90 harus melakukan kontrol rutin hipertensi di fasilitas kesehatan. Jika tekanan darah sistol lebih dari 180 dan diastol lebih dari 120 dan ada keluhan mendadak, dikenal dengan krisis hipertensi, jika mengalami keadaan ini harus segera dibawa ke IGD.

Beberapa tips saat melakukan pengukuran tekanan darah di rumah, yang perlu diperhatikan sebelum pengukuran pastikan istirahat 2 sampai 5 menit, posisi duduk, tidak minum kafein, minum obat rutin, dan tidak menahan buang air kecil. Pengukuran sebaiknya dilakukan 2 sampai 3 kali dengan selang 1 menit yang dilakukan saat pagi atau malam selama 3 sampai 7 hari untuk mendapatkan variasi dan rata-rata tekanan darah.

Untuk penggunaan alat, dokter Hafiz juga menyarankan untuk menggunakan alat tensi digital (lengan). “Jangan lupa untuk kalibrasi alat, dan jangan banyak bergerak saat pengukuran.”

Sebagian besar penderita hipertensi tidak merasakan keluhan, sehingga hipertensi sering disebut dengan silent killer. Beberapa gejala hipertensi yang umum di antaranya nyeri dada, dada berdebar, penglihatan buram, mudah lelah, pusing, dan sakit kepala.

Dokter Hafiz menjelaskan beberapa tips mengendalikan hipertensi yaitu dengan istilah PATUH (Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter; Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat, benar, dan rutin; Tetap diet dengan gizi seimbang; Upayakan aktivitas fisik secara rutin dan aman; Hindari asap rokok, alkohol, dan zat berbahaya lainnya).

“Kita harus bisa hidup sehat tanpa hipertensi, namun kalau sudah kena hipertensi, kita bisa hidup sehat dengan hipertensi”.

Terpopuler