REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Malam Lailatul Qadar menjadi waktu khusus yang disediakan Allah SWT untuk umat Nabi Muhammad yang serius menjalankan ibadah puasa. Surat Al-Qadar menjelaskan secara khusus apa itu malam Lailatul Qadar.
Candra Murti Dewojati dalam bukunya "Strategi Jitu Meraih Lailatul Qadar" menuliskan, kata qadar paling tidak digunakan untuk tiga arti. Pertama adalah penetapan dan pengaturan Allah SWT terhadap perjalanan hidup manusia, kedua, berarti kemuliaan malam mulia yang tidak ada bandingnya.
"Ia memang istimewa dan tiada bandingnya dan menjadikan titik tolak segala kemuliaan yang diraih," katanya.
Dan ketiga juga berarti sempit. Disebut sempit karena secara hakikat terlalu banyaknya malaikat turun ke bumi menebar kebaikan bagi siapa saja yang mengetuk dalam Jalan Ilahi saat Ramadhan.
Hal tersebut kata Candra sesuai surah Al-Qadar ayat 4 yang artinya.
"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan."
Bisa jadi, kata sempit dalam Qadar dapat digunakan dalam surat Ar Ra'd ayat 26 yang artinya.
"Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang dia kehendaki. Maka bergembiralah dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu dibandingkan dengan kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan yang sedikit."
Ketiga arti di atas kata Candra pada hakekatnya adalah benar. Tentunya karena semuanya menunjukkan tanpa ada keraguan jika memang malam turunnya Lailatul Qadar itu adalah malam mulia yang juga istimewa.