Apakah Muslimah Haid Bisa Dapat Lailatul Qadar?

Rep: Meiliza Laveda/ Red: A.Syalaby Ichsan

Ahad 02 May 2021 14:13 WIB

Menghitung tanggal menstruasi. Ilustrasi Foto: . Menghitung tanggal menstruasi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia selama Ramadhan adalah Lailatul Qadar. Allah SWT menjanjikan pahala yang jumlahnya sangat banyak pada malam ini. Namun, bagi Muslimah yang sedang haid, apakah bisa mengejar malam Qadar?

Muslimah yang sedang haid tidak boleh masuk ke masjid, shalat, dan membaca Alquran. Akan tetapi ketentuan-ketentuan itu tidak membatasi Muslimah untuk mendapat Lailatul Qadar. Ada pilihan ibadah lain yang masih bisa dilakukan, yaitu zikir, doa, dan belajar ilmu agama.

Pendiri Rumah Fiqih Alquran, Ustadz Ahmad Sarwat mengatakan dalam bukunya berjudul Jaminan Mendapat Lailatul Qadar, zikir secara lisan tidak dilarang. Para ulama sepakat apabila lafadz zikir yang dibaca merupakan iqtibas atau petikan ayat Alquran, hukumnya tetap boleh dibaca oleh Muslimah yang sedang haidh atau nifas selama niatnya bukan untuk membaca Alquran.

Misal, mengucapkan subhanallah wal hamdulillah, wa la ilaha illallah, wallahu akbar. Semua lafadz itu ada dalam Alquran tapi boleh dibaca Muslimah haidh selama niatnya bukan baca Alquran. Perintah untuk beribadah dengan cara berzikir jelas tercantum dalam Alquran surat Ali-Imran ayat 191:

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

Selain zikir, para Muslimah juga bisa berdoa. Berdoa merupakan ibadah bahkan menjadi inti dari ibadah. Berdoa tidak mensyaratkan pembacanya suci dari hadats, baik hadats kecil ataupun hadats besar sehingga Muslimah yang sedang haid tetap bisa rutin membaca doa. Walaupun doa itu mengambil redaksi dari Alquran tapi hukumnya dibolehkan. Berdoa juga merupakan ibadah yang diperintahkan dalam agama seperti firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 186:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Terakhir, Muslimah bisa belajar ilmu agama. Kegiatan ini juga merupakan ibadah ritual yang mempunyai nilai besar di sisi Allah. Bahkan, nilainya bisa lebih tinggi dari sekadar berzikir dan berdoa. Ada banyak ayat Alquran dan hadits nabawi yang menyebutkan betapa tinggi nilai seseorang yang mencari ilmu.

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga," (HR Muslim).